Tautan-tautan Akses

Hadapi Gelombang ke-4 COVID, Iran Terapkan ‘Lockdown’ 10 Hari


 Seorang perawat bersiap menyuntikkan sukarelawan yang ikut serta dalam uji coba vaksin Covid-19 Iran di Teheran, Iran 29 Desember 2020. (Foto: West Asia News Agency/WANA via Reuters)
Seorang perawat bersiap menyuntikkan sukarelawan yang ikut serta dalam uji coba vaksin Covid-19 Iran di Teheran, Iran 29 Desember 2020. (Foto: West Asia News Agency/WANA via Reuters)

Iran memberlakukan karantina wilayah (lockdown) selama 10 hari di sebagian besar negara tersebut, Sabtu (10/4), untuk mengekang penyebaran gelombang keempat pandemi virus corona, media pemerintah melaporkan.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Alireza Raisi, mengatakan lockdown tersebut mempengaruhi 23 dari 31 provinsi di negara itu. Bisnis, sekolah, teater, dan fasilitas olahraga terpaksa ditutup dan pertemuan dilarang selama bulan suci Ramadhan yang dimulai pada hari Rabu (14/4).

Menurut Kementerian Kesehatan, kasus COVID-19 di negara tersebut telah melampaui 2 juta, dengan rata-rata harian lebih dari 20 ribu infeksi selama seminggu terakhir. Sementara angka kematian mencapai lebih dari 64 ribu kasus.

"Sayangnya, hari ini kita telah memasuki gelombang keempat," kata Presiden Hassan Rouhani dalam sambutannya yang disiarkan televisi. Dia menyatakan lonjakan kasus tersebut didorong oleh varian baru virus corona yang pertama kali muncul di Inggris dan menyebar ke Iran awal tahun ini dari negara tetangga, Irak.

Faktor lain termasuk perjalanan, pernikahan, dan perayaan selama liburan Tahun Baru Iran yang dimulai pada 20 Maret, katanya.

Raisi mengatakan varian Inggris saat ini mendominasi kasus COVID di negara itu, dan 257 kota besar dan kecil dalam keadaan siaga.

Iran telah menjadi episentrum pandemi di Timur Tengah. Pada Februari, mereka menutup beberapa titik persimpangan dengan Irak dalam upaya membendung penyebaran virus corona varian Inggris.

Upaya vaksinasi di negara itu juga berjalan lambat.

Teheran mengatakan telah menerima lebih dari 400 ribu dari dua juta vaksin Sputnik V yang dipesan dari Rusia, dan sedang menunggu pengiriman 4,2 juta vaksin AstraZeneca.

Iran juga telah menerima 250 ribu dosis vaksin dari China, Sinopharm, dan bagian dari pesanan 500 ribu dosis COVAXIN India.

Dengan populasi 83 juta, Iran berharap mendapatkan lebih dari dua juta vaksin pada 20 Maret untuk program vaksinasi, terutama petugas kesehatan. Mereka sedang mengembangkan setidaknya empat kandidat vaksin lokal, satu bekerja sama dengan Kuba, yang diharapkan bisa berproduksi dalam beberapa bulan. [ah]

XS
SM
MD
LG