Harga minyak anjlok pada Selasa (18/9) karena eskalasi dagang antara China dan AS membuat prakiraan permintaan minyak dari kedua negara tampak suram, Reuters melaporkan. AS dan China adalah konsumen minyak terbesar di dunia.
Harga minyak mentah jenis Brent mengalami penurunan sebesar 44 sen atau 0,6 persen menjadi $77,61 per barel.
Harga minyak mentah Amerika jenis West Texas Intermediate (WIT) juga mengalami penurunan sebesar 28 sen atau 0,4 persen menjadi $68,62 per barel.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berkata bahwa dia akan memberlakukan penarikan tarif 10 persen, terhadap barang-barang impor China senilai $200 miliar.
“Sengketa perdagangan ini telah melukai sentimen perdagangan. Dampak terhadap pertumbuhan ekonomi mulai muncul pelan-pelan yang akan mempengaruhi harga minyak lagi,” kata Wang Xiao, kepala Penelitian di perusahaan perdagangan berjangka Guotai Junan Futures pada Selasa.
Kilang di Amerika Serikat telah mengonsumsi sekitar 17,7 juta barel per hari minyak mentah pada minggu lalu. Sedangkan kilang Cina menggunakan rata-rata sekitar 11,8 juta barel per hari pada Agustus, menurut data pemerintah masing-masing.
Tarif tersebut akan membatasi aktivitas perekonomian pada kedua negara tersebut dan akan menurunkan permintaan minyak karena penggunaan bahan bakar minyak untuk lalu lintas pengiriman akan turun.
Kedua negara tersebut adalah negara perekonomian terbesar di dunia.
Namun, potensi pengurangan pasokan yang disebabkan saksi Amerika pada Iran, memberikan dukungan untuk harga minyak. Iran adalah negara penghasil minyak terbesar ke-3 di antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).[vp/ft]