Tim penyelamat di Turki menarik beberapa orang dalam keadaan hidup dari reruntuhan, Selasa (14/2), hampir 200 jam setelah serangkaian gempa kuat menghantam wilayah tersebut.
Penyelamatan terbaru termasuk satu orang dari bangunan yang hancur di provinsi Adiyaman dan dua lainnya dari bangunan yang hancur di pusat Kahramanmaras, dekat pusat gempa.
Televisi Turki menyiarkan upaya penyelamatan itu, tetapi para ahli memperingatkan bahwa kesempatan telah habis untuk menemukan lebih banyak orang dalam keadaan hidup di puing-puing bangunan yang runtuh setelah sekian lama.
Penduduk Turki di Samandag di provinsi Hatay, mengeluh bahwa pemerintah belum berbuat cukup dalam mencari korban selamat.
Seorang penyintas gempa mengatakan kepada VOA Siaran Turki bahwa semuanya dilakukan melalui sukarelawan dan upaya masyarakat, bukan oleh pemerintah.
“Kami menyelamatkan seorang wanita dan bayinya dari bawah reruntuhan. Hidup, dengan usaha kita sendiri, dengan palu godam kita sendiri, dengan palu kita sendiri. Saya punya banyak teman yang membantu saya. Ini tidak dapat diterima,” kata korban yang selamat.
Yang lain mengatakan, “Sukarelawan bekerja di sini, siang dan malam, tanpa henti. Mereka bahkan tidak makan. Mereka bahkan tidak turun untuk minum air. AFAD (Otoritas Manajemen Bencana Turki) datang untuk menyelamatkan kami. Tim datang ke sini untuk mendeteksi. Mereka hanya datang dan pergi. Mereka mengatakan, ‘Tidak ada apa-apa di sini, dan berbalik arah dan pergi.”
Pihak berwenang Turki telah melaporkan sedikitnya 31.643 kematian akibat gempa besar yang berpusat di wilayah Gaziantep.
Di seberang perbatasan di Suriah utara, kantor kemanusiaan PBB mengatakan Senin bahwa jumlah korban tewas di sana mencapai 4.300, dengan 7.600 lainnya terluka. [lt/ab]
Forum