Sejak meninggalkan Afghanistan, M. Kazam Hashimi telah mengalami serangkaian pengalaman pertamanya di AS termasuk mencicipi makanan Amerika, mendapatkan pekerjaan pertama, sampai menonton pertandingan baseball yang dimainkan tim Pittsburgh Pirates.
"Di Afghanistan, orang lebih menyukai sepak bola. Mereka tidak tahu apa-apa tentang tim Pirates," ujarnya.
Selain baseball, banyak hal baru yang dipelajarinya sejak melarikan diri dari perang di Afghanistan, di mana dia bekerja sebagai penerjemah bagi Militer AS, pekerjaan yang sangat berbahaya.
"Saya berhenti bekerja tahun 2009 karena saya dan keluarga mendapat ancaman pembunuhan," tambah Hashimi.
Dengan visa imigrasi khusus, Hashimi dan keluarganya tiba di AS tahun 2015. Meskipun bisa berbahasa Inggris dan punya koneksi dengan sejumlah mantan anggota militer AS, Hashimi tetap merasa asing di negara ini dan berupaya memahami budaya yang baru. Kemudian dia menerima surat elektronik dari sebuah organisasi nirlaba di Pittsburgh bernama "Hello Neighbor."
"Kami bisa bertemu keluarga baru Amerika, memahami budaya Amerika, dan segala hal tentang Amerika termasuk orang-orangnya," ujar Hashimi.
Sloane Davidson mendirikan "Hello Neighbor" untuk membantu keluarga pengungsi di Pittsburgh terhubung dengan warga AS yang ingin membantu.
"Saya ingin kedua kelompok ini bisa bertemu dan menjalani interaksi yang berarti," jelas Davidson.
Kemudian dia mulai mengadakan beberapa acara seperti piknik dan kunjungan ke perpustakaan, memasangkan keluarga pengungsi dengan mentor seperti Michelle Boehm.
Boehm mengatakan, "Kita perlu memperkenalkan mereka ke dalam budaya kita,menerima kehadiran mereka dengan tangan terbuka dan membantu mereka berintegrasi."
Boehm mengatakan keluarganya telah akrab dengan keluarga Hashimi sehingga mereka bukan hanya mentor, melainkan teman.
"Anak-anak mereka berusia 6,5, dan 3 tahun, dan anak-anak saya berusia 6 dan 2, jadi mereka sepantaran dan senang bermain bersama," jelasnya.
Lewat "Hello Neighbor," Pittsburgh telah membangun jembatan ke dalam hati Kazam Hashimi.
"Kota Jembatan. Saya menyukainya… sangat bersahabat," kata Hashimi.
Jembatan semacam ini bisa jadi akan segera dibangun di luar “Kota Baja” itu. Sloane Davidson mengatakan banyak orang dari lokasi lain yang tertarik untuk mengadopsi program serupa. [vm/al]