Peran Rusia di benua Afrika meningkat dalam beberapa tahun belakangan melalui kontribusinya di beberapa sektor seperti perdagangan, penyaluran bantuan, pelatihan militer dan keamanan paramiliter. Pengamat mengatakan masa depan hubungan antara Afrika dan Rusia kini diuji ketika semakin meningkatnya ketegangan yang terjadi antara Rusia dan negara-negara Barat di tengah konflik Ukraina.
Pemerintah Afrika Selatan mengutuk tindakan Rusia dalam sebuah pernyataan dengan mengatakan "mereka cemas dengan meningkatnya konflik di Ukraina" dan "menyerukan Rusia untuk segera menarik pasukannya dari Ukraina sesuai dengan piagam PBB."
Negara-negara Afrika lainnya tetap diam hingga Kamis (24/2), ketika pasukan Rusia menyerang ke Ukraina. Rusia meningkatkan kehadirannya di benua Afrika dalam beberapa tahun terakhir dan dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT Rusia-Afrika pada November mendatang.
Terlepas dari bagaimana reaksi negara-negara Afrika terhadap serangan Rusia selanjutnya, para pengamat mengatakan, benua itu akan merasakan akibatnya.
"Apakah ini akan menjadi perang dingin baru, ataukah perang panas yang baru? Kami tidak tahu. Namun apapun itu, Afrika adalah salah satu pihak yang akan menjadi korbannya,” ujar Irina Filatova, Profesor di High School of Economics University di Rusia.
Negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas impor seperti Afrika Selatan akan merasakan kenaikan harga yang meroket. Negara-negara Afrika Utara yang mengimpor biji-bijian dari Ukraina akan mengalami gangguan harga dan pasokan.
Konflik juga bisa berdampak pada ketersediaan dana dan sumber daya untuk pembangunan dan bantuan internasional yang diandalkan oleh banyak negara Afrika. [ps/lt]