WASHINGTON DC —
Perselisihan utama pertama antara Presiden Obama dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dimulai di Kairo tahun 2009. Dalam pidatonya kepada dunia Arab, Presiden Obama mengecam kebijakan Israel membangun pemukiman Yahudi di Tepi Barat, di tanah yang diinginkan Palestina sebagai negaranya kelak.
“Amerika tidak menerima legitimasi berlanjutnya pembangunan pemukiman Israel,” tegas Obama.
Beberapa hari kemudian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menanggapi dengan mengatakan Israel perlu membiarkan para pemukim “memiliki kehidupan yang normal” – sebuah eufimisme untuk membangun lebih banyak rumah.
Tahun 2010 Israel menyetujui pembangunan perumahan baru di Jerusalem Timur – yang diklaim Palestina – bersamaan dengan lawatan Wakil Presiden Joe Biden. Atas permintaan Obama, Joe Biden mengutuk langkah itu.
Benjamin Netanyahu menolak kutukan itu, ia mengatakan, “Setiap orang tahu bahwa dalam setiap penyelesaian damai, pemukiman ini merupakan bagian dari Israel”.
Ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melawat ke Gedung Putih keesokan harinya, Presiden Obama bersikap dingin padanya. Tidak ada foto resmi tentang pertemuan mereka.
Aaron David Miller dari Woodrow Wilson International Center for Scholars mengatakan insiden-insiden ini merupakan tanda memburuknya hubungan.
“Ini merupakan hubungan terburuk seorang presiden Amerika dan seorang perdana menteri Israel dalam sejarah hubungan Amerika-Israel. Hubungan Menachem Begin dan Jimmy Carter pernah tegang, Yitzhak Shamir dan George Bush Sr pernah 41 kali berselisih, tetapi mereka menemukan cara untuk bekerjasama. Obama dan Netanyahu tidak pernah melakukannya.” kata Miller.
Presiden Obama mengajak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Mahmoud Abbas ke Gedung Putih untuk melakukan perundingan damai bulan September 2010. Tetapi inisiatif tersebut gagal ketika Netanyahu mengakhiri pembekuan pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan Abbas memprotes hal itu dengan menolak mengadakan perundingan lebih lanjut.
Lebih banyak ketegangan muncul pada bulan Juli 2012 ketika Netanyahu menyambut kunjungan Mitt Romney – calon presiden Partai Republik – sebuah kritik atas kebijakan pemerintahan Obama atas Israel. Para pendukung Obama menuduh pemimpin Israel itu berpihak dalam pemilu Amerika.
Para pendukung Netanyahu menyampaikan tudingan serupa terhadap Presiden Obama menjelang pemilu Israel bulan Januari lalu.
Setelah Netanyahu diminta membentuk koalisi pemerintahan, Presiden Obama setuju melakukan lawatan kepresidenan pertama ke Israel.
Aaron David Miller mengatakan apapun perbedaan antara kedua pemimpin, aliansi Amerika-Israel tidak pernah melemah.
Ia menambahkan, “Apapun yang terjadi di tingkat atas, kerjasama keamanan terus membaik. Hubungan institusional menguat”.
Presiden Obama telah menerima undangan Perdana Menteri Netanyahu untuk jamuan makan malam di Jerusalem, dimana dunia akan menyaksikan apakah kedua tokoh itu dapat mendekatkan diri untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
“Amerika tidak menerima legitimasi berlanjutnya pembangunan pemukiman Israel,” tegas Obama.
Beberapa hari kemudian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menanggapi dengan mengatakan Israel perlu membiarkan para pemukim “memiliki kehidupan yang normal” – sebuah eufimisme untuk membangun lebih banyak rumah.
Tahun 2010 Israel menyetujui pembangunan perumahan baru di Jerusalem Timur – yang diklaim Palestina – bersamaan dengan lawatan Wakil Presiden Joe Biden. Atas permintaan Obama, Joe Biden mengutuk langkah itu.
Benjamin Netanyahu menolak kutukan itu, ia mengatakan, “Setiap orang tahu bahwa dalam setiap penyelesaian damai, pemukiman ini merupakan bagian dari Israel”.
Ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melawat ke Gedung Putih keesokan harinya, Presiden Obama bersikap dingin padanya. Tidak ada foto resmi tentang pertemuan mereka.
Aaron David Miller dari Woodrow Wilson International Center for Scholars mengatakan insiden-insiden ini merupakan tanda memburuknya hubungan.
“Ini merupakan hubungan terburuk seorang presiden Amerika dan seorang perdana menteri Israel dalam sejarah hubungan Amerika-Israel. Hubungan Menachem Begin dan Jimmy Carter pernah tegang, Yitzhak Shamir dan George Bush Sr pernah 41 kali berselisih, tetapi mereka menemukan cara untuk bekerjasama. Obama dan Netanyahu tidak pernah melakukannya.” kata Miller.
Presiden Obama mengajak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Mahmoud Abbas ke Gedung Putih untuk melakukan perundingan damai bulan September 2010. Tetapi inisiatif tersebut gagal ketika Netanyahu mengakhiri pembekuan pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan Abbas memprotes hal itu dengan menolak mengadakan perundingan lebih lanjut.
Lebih banyak ketegangan muncul pada bulan Juli 2012 ketika Netanyahu menyambut kunjungan Mitt Romney – calon presiden Partai Republik – sebuah kritik atas kebijakan pemerintahan Obama atas Israel. Para pendukung Obama menuduh pemimpin Israel itu berpihak dalam pemilu Amerika.
Para pendukung Netanyahu menyampaikan tudingan serupa terhadap Presiden Obama menjelang pemilu Israel bulan Januari lalu.
Setelah Netanyahu diminta membentuk koalisi pemerintahan, Presiden Obama setuju melakukan lawatan kepresidenan pertama ke Israel.
Aaron David Miller mengatakan apapun perbedaan antara kedua pemimpin, aliansi Amerika-Israel tidak pernah melemah.
Ia menambahkan, “Apapun yang terjadi di tingkat atas, kerjasama keamanan terus membaik. Hubungan institusional menguat”.
Presiden Obama telah menerima undangan Perdana Menteri Netanyahu untuk jamuan makan malam di Jerusalem, dimana dunia akan menyaksikan apakah kedua tokoh itu dapat mendekatkan diri untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.