Kasus ini menyoroti apa yang dikatakan oleh beberapa aktivis kondisi tidak aman di kamp terpencil di Pulau Manus, di mana pencari suaka yang berusaha mencapai Australia dikirim untuk diproses.
Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan kerusuhan mulai setelah calon pengungsi diberitahu bahwa mereka akan ditempatkan di Papua Nugini yang miskin itu.
Ia menyebut insiden itu sebagai "tragedi besar" tetapi menyalahkan para pencari suaka yang diduga telah mencoba melarikan diri dari sarana tersebut.
Beberapa kelompok hak asasi tidak setuju dengan pemaparan tersebut. Komite Aksi Pengungsi mengatakan penduduk desa setempat yang bersenjatakan parang, pipa, tongkat dan batu menyerbu sarana tersebut dan menyerang para pencari suaka.
Kontraktor keamanan Inggris (G4S) yang menjaga sarana terbut, membantah tuduhan-tuduhan itu, dengan mengatakan para pencari suaka tidak meninggalkan sarana tersebut karena serangan oleh penduduk setempat.
Tiga puluh lima pencari suaka kabur dari tempat itu pekan lalu. Banyak telah ditahan kembali.
Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan kerusuhan mulai setelah calon pengungsi diberitahu bahwa mereka akan ditempatkan di Papua Nugini yang miskin itu.
Ia menyebut insiden itu sebagai "tragedi besar" tetapi menyalahkan para pencari suaka yang diduga telah mencoba melarikan diri dari sarana tersebut.
Beberapa kelompok hak asasi tidak setuju dengan pemaparan tersebut. Komite Aksi Pengungsi mengatakan penduduk desa setempat yang bersenjatakan parang, pipa, tongkat dan batu menyerbu sarana tersebut dan menyerang para pencari suaka.
Kontraktor keamanan Inggris (G4S) yang menjaga sarana terbut, membantah tuduhan-tuduhan itu, dengan mengatakan para pencari suaka tidak meninggalkan sarana tersebut karena serangan oleh penduduk setempat.
Tiga puluh lima pencari suaka kabur dari tempat itu pekan lalu. Banyak telah ditahan kembali.