Tautan-tautan Akses

HUT NATO ke-70: Trump Puji Pembagian Beban Anggaran


Pertemuan Presiden Trump dan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Gedung Putih, Washington, D.C., 2 April 2019.
Pertemuan Presiden Trump dan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Gedung Putih, Washington, D.C., 2 April 2019.

Presiden Amerika Donald Trump bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Gedung Putih, Selasa (3/4), di mana dia memuji diri sendiri karena adanya peningkatan pembagian beban anggaran pertahanan secara kolektif.

Seperti dilaporkan oleh Koresponden VOA di Gedung Putih Patsy Widakuswara, Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu memperingati ulang tahunnya yang ke-70 di Washington tanpa kemegahan seperti biasanya, karena adanya kekhawatiran akan timbulnya serangan verbal lebih lanjut dari seorang presiden Amerika yang telah berulang kali mengkritik aliansi militer trans-Atlantik itu.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) adalah salah satu aliansi tertua dan landasan strategi pertahanan Amerika, tetapi sejak Presiden Donald Trump menjabat, organisasi ini sering kali diperlakukan secara tidak simpatik.

NATO memperingati ulang tahunnya yang ke-70 di Washington, dengan cara yang relatif tenang. Di Gedung Putih hari Selasa, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg tampaknya mencegah Trump menyampaikan kecaman dengan memujinya karena mendorong negara-negara lain untuk mengeluarkan lebih banyak dana untuk pertahanan.

Jens Stoltenberg, di antaranya menyatakan, “NATO adalah aliansi yang kuat, kami telah meningkatkan kesiapan pasukan, kami telah meningkatkan kerjasama untuk memerangi terorisme, dan kami berinvestasi lebih banyak.”

Trump memuji diri sendiri untuk tingkat pembagian beban anggaran NATO yang lebih tinggi, karena lebih banyak negara dari ke-28 anggota organisasi itu kini memenuhi persyaratan dalam anggaran pertahanan, dan menyatakan harapannya: “Kita sedang melihat dua persen dari tingkat PDB dan pada titik tertentu, saya kira nantinya harus lebih tinggi dari angka itu. Saya kira angka itu mungkin seharusnya lebih tinggi lagi tetapi tujuh dari keseluruhan 28 negara berada pada tingkat itu.”

Sejalan dengan kebijakan luar negerinya, yakni “America First,” Trump telah mempertanyakan manfaat NATO.

Nicholas Burns, mantan Duta Besar Amerika untuk NATO, mengatakan, “Krisis paling penting yang dihadapi oleh NATO adalah tidak adanya, untuk pertama kali dalam sejarahnya, seorang presiden Amerika yang berprinsip kuat yang percaya pada NATO. Donald Trump telah menjadi kritikus terbesar NATO.”

Para pemimpin Amerika dan Eropa tidak menyetujui kebijakan Amerika terkait perjanjian nuklir Iran dan pakta senjata nuklir dengan Rusia. Trump menarik diri dari kedua kesepakatan itu.

Washington juga mengkritik mitra-mitranya di Eropa atas apa yang dianggapnya sebagai sikap yang lemah terhadap ancaman keamanan dari China.

Para kritikus juga menyatakan bahwa untuk aliansi yang dibentuk untuk membendung ekspansi Soviet, sebagian anggotanya selama ini tidak segera menyadari kebijakan luar negeri Vladimir Putin yang agresif.

Pendapat demikian di antaranya disampaikan oleh John Herbts dari Atlantic Council, sebuah lembaga penelitian kebijakan di Washington, D.C.

“Sayangnya, hambatan utamanya adalah tetap adanya rasa malu-malu di pihak beberapa negara anggota NATO di Eropa mengenai Kremlin," kata John Herbts, The Atlantic Council.

Meskipun Stoltenberg menepis kekhawatiran tentang hubungan NATO-Amerika Serikat, pertemuan tahunan tahun ini telah diturunkan menjadi pertemuan para menteri luar negeri, bukan para pemimpin, untuk menghindari risiko serangan verbal lebih lanjut dari presiden Amerika. [lt]

XS
SM
MD
LG