Ketika kita tersayat, bagian itu segera meradang- bengkak, merah dan perih sementara sistem kekebalan tubuh mengirim sel darah putih untuk melawan infeksi dan menyembuhkan luka.
Sistem kekebalan bereaksi terhadap kanker dengan cara serupa, kata Judith Varner, periset dari Universitas California di San Diego. Ia mengatakan, "Sel darah putih mengalir dengan cepat ke tumor dan mencoba menyembuhkan luka dengan cara yang sebenarnya tidak pernah berhenti. Tidak berhenti karena kanker itu tidak hilang. Jadi sel darah putih itu sebenarnya membantu kanker tumbuh."
Hal itu terjadi ketika sel sistem kekebalan dibajak oleh tumor sehingga menyokong pertumbuhan dan penyebaran tumor.
Varner dan koleganya mengidentifikasi enzim khusus yang disebut PI-3 kinase gamma yang memungkinkan sel imunitas yang mengalir ke tumor, berubah menjadi berbahaya. Mereka mencari cara untuk memblok PI-3 kinase gamma, dengan menggunakan obat atau metode genetika, pada tikus-tikus laboratorium.
Lebih lanjut Varner mengatakan, "Ketika kami mengobati hewan bertumor dini, kami mendapati bahwa kami dapat menghentikan pertumbuhan tumor pada tahap dini dan kami mencegah terjadinya tahap invasi. Dan itu hanya dengan mengobati peradangan, bahkan tanpa obat yang dapat mempengaruhi sel tumor itu sendiri."
Selain pada tikus yang mengalami kanker payudara, para periset juga menggunakan pendekatan ini untuk berbagai jenis kanker lain. Periset menyimpulkan bahwa pendekatan ini secara konsisten efektif untuk semua jenis kanker. "Kami dapat menghalangi separuh dari semua pertumbuhan tumor dalam kanker pankreas, kanker payudara, melanoma dan kanker paru-paru. Ada alas an kuat untuk menyakini bahwa setiap tumor kanker yang padat juga akan responsif," ujar Varner.
Varner mengatakan secara teori menekan PI-3 kinase gamma mungkin juga efektif dalam mengurangi resiko kanker pada awalnya, dalam kasus di mana peradangan kronis ikut menyebabkan pembentukan tumor.
Katanya, percobaan inhibitor PI-3 kinase gamma pada manusia untuk melawan kanker dapat dilakukan sekitar setahun dari sekarang.
Judith Varner dan koleganya melaporkan pendekatan baru untuk tumor itu dalam jurnal "Cancer Cell."