Tautan-tautan Akses

Ilmuwan Temukan Jamur Penyuka Emas di Australia


ARSIP – Seorang pekerja tambang mengamati tambang emas terbuka terbesar di Australia yang disebut Fimiston Open Pit, yang juga dikenal sebagai Super Pit, di kota penambangan emas Kalgoorlie, 500 kilometer timur Pertah, 27 Juli 2001 (foto: Reuters/David gray/Foto Arsip)
ARSIP – Seorang pekerja tambang mengamati tambang emas terbuka terbesar di Australia yang disebut Fimiston Open Pit, yang juga dikenal sebagai Super Pit, di kota penambangan emas Kalgoorlie, 500 kilometer timur Pertah, 27 Juli 2001 (foto: Reuters/David gray/Foto Arsip)

Jamur merah jambu yang menghiasi diri sendiri dengan partikel nano emas telah ditemukan di Australia Barat. Para peneliti yakin bahwa jamur ini adalah indikator adanya cadangan emas dan berharap penemuan ini akan membantu para penambang untuk lebih mempersempit fokus upaya galiannya.

Para ilmuwan di Australia telah menemukan sebuah jamur yang dapat mengikatkan diri dengan partikel emas. Jamur itu melepaskan unsur kimia yang disebut superoksida yang dapat melarutkan emas di dalam tanah. Jamur itu kemudian mampu untuk mencampur logam yang telah dilarutkan dengan unsur kimia lain untuk mengubahnya kembali menjadi emas padat, dalam bentuk partikel nano berukuran kecil.

Jadi mengapa jamur penyuka emas memiliki daya tarik pada logam berharga ini? Tim peneliti yakin dengan berinteraksi dengan emas dengan cara ini mereka dapat tumbuh lebih cepat dan lebih besar relatif terhadap jamur lain yang tidak berinteraksi dengan emas.

Penelitian ini telah dilaksanakan oleh lembaga ilmu pengetahuan nasional Australia.

Organisasi Penelitian Industri dan Ilmu Pengetahuan Persemakmuran (CSIRO) yakin penemuan ini akan menjadi cara baru untuk menambang emas. Jamur dapat menjadi penanda yang mengindikasikan adanya emas, dan lebih mempersempit fokus pada daerah dimana pemboran eksplorasi akan memberi manfaat paling besar.

Penyusun studi ini adalah Dr. Tsing Bohu, seorang geo-mikrobiologis di CSIRO.

“Saya rasa kemungkinan ini sangat baru karena emas pada umumnya bersifat sangat pasif ditinjau secara umum namun kamin menemukan sebenarnya jamur ini dapat berinteraksi dengan emas dengan melarutkan emas. Jadi saya rasa gagasan ini sangat baru dan juga sangat penting bagi pertambangan dan proses industri lainnya seperti pembilasan, jadi ada juga potensi aplikasi lainnya,” ujarnya.

Jamur ini ditemukan di tanah di Boddington, 130 kilometer tenggara Perth di Australia Barat.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications.

Australia adalah produsen emas kedua terbesar di dunia, namun outputnya diperkirakan akan mengalami penurunan kecuali lebih banyak cadangan emas ditemukan.

Dalam pekan-pekan belakangan ini, dua warga Australia telah menemukan bijih emas berukuran besar yang bernilai puluhan ribu dolar di Australia Barat dan negara bagian Victoria [ww]

Recommended

XS
SM
MD
LG