Kebebasan Amerika akan berada di surat suara pada November, Presiden Joe Biden menekankan itu selama kampanyenya di Atlanta, Georgia. Menjelang pemilihan pendahuluan di negara bagian itu pada Selasa, dia mengingatkan para pemilih, rekam jejak pesaingnya dari Partai Republik, mantan presiden Donald Trump dalam kaitan hak-hak untuk aborsi.
“Dia dulu masuk ke Gedung Putih dengan tekad untuk membalikkan Roe v. Wade. Kenyataannya, dia membanggakan soal itu. Ya, dia mewujudkan harapannya dan banyak negara bagian meloloskan aturan hukum yang mengkrimininalisasi dokter, memaksa korban perkosaan dan hubungan inses, lari dari negara bagian mereka untuk memperoleh bantuan,” kata Biden.
Namun Georgia, kata Biden, berpeluang membantu melindungi hak-hak reproduksi perempuan.
“Berikan aku Kongres yang mendukung hak untuk memilih dan saya berjanji pada Anda, saya akan mengembalikan Roe v.Wade sebagai hukum negara kembali,” tambahnya.
Trump juga berkampanye pada Sabtu di Georgia bagian barat laut, di mana dia mengkritisi dengan keras, pidato kenegaraan Biden yang baru saja disampaikan di Kongres.
“Apakah Anda pendukung Partai Republik, independen atau seorang anggota Partai Demokrat yang kecewa, yang jumlahnya banyak. Apa yang harus Anda lakukan adalah melihat kembali pidato kenegaraan yang menakutkan itu. Joe Biden yang licik berbicara tentang Ukraina sebelum dia berbicara tentang Amerika. Joe Biden tidak seharusnya berteriak marah pada Amerika. Amerika lah yang seharusnya berteriak marah pada Joe Biden,” ujar Trump.
Mantan presiden ini juga mengecam kebijakan-kebijakan imigrasi Biden, sambil mengutip pembunuhan mahasiswa keperawatan bernama Laken Riley pada 22 Februari. Dia diduga dibunuh oleh imigran asal Venezuela yang memasuki AS secara tidak sah.
“Dia adalah migran illegal, dan dia seharusnya tidak berada di negara kita, dan dia tidak akan pernah ada di negara ini di bawah kebijakan Trump. Biden telah menerapkan kebijakan resmi bahwa warga negara asing illegal, yang menyusup ke Amerika Serikat, diberikan imunitas dari upaya deportasi,” kata Trump lagi.
Biden, yang menggunakan kata “ilegal” selama pidato kenegaraannya untuk merujuk pada tersangka pembunuhan terhadap Riley, kemudian meminta maaf pada Sabtu dan membela catatan kebijakan imigrasinya.
“Saya memperkenalkan sebuah rencana yang menyeluruh untuk membenahi sistem imigrasi kita, mengamankan perbatasan kita, menyediakan sebuah jalur bagi kewarganegaraan untuk mereka yang memimpikan itu bersama keluarganya, para pekerja pertanian, para pekerja penting yang membantu kita melewati pandemi dan merupakan bagian dari jalinan komunitas kita,” kata Biden.
Persamaan yang dimiliki dalam pidato akhir pekan dari kedua calon presiden ini adalah adanya rasa mendesak bagi pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara dan membantu keduanya menjadi calon presiden dari masing-masing partai.
“Saya meminta Anda untuk bergabung dengan kami dalam upaya mulia untuk menyelamatkan negara kita, menyelamatkan negara kita. Bersama, kita akan membalikkan situasi ini selamanya, tentang mimpi buruk yang menyedihkan dari masa kepresidenan Biden,” papar Trump.
Sementara Biden mengatakan, “Ini adalah kontes di antara kekuatan yang bersaing dalam pertempuran bagi jiwa negeri ini, antara mereka yang ingin menarik kembali Amerika ke belakang dan mereka yang ingin mendorong Amerika ke masa depan.”
Hawaii, Mississippi, Washington dan Georgia akan menyelenggarakan pemilihan pendahuluan pada Selasa. Memperoleh dukungan dari semua delegasi yang diperebutkan ataupun hanya sebagian saja, dapat memberikan kemenangan nominasi kepresidenan untuk setiap kandidat. [ns/ab]
Forum