Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan kepada menteri pertahanan China bahwa penempatan militer di perbatasan Himalaya yang disengketakan merusak hubungan dan menyerukan penarikannya untuk menjaga “perdamaian dan ketenangan.”
Hubungan antara kedua kekuatan di Asia itu telah tegang sejak bentrokan di dataran tinggi yang menewaskan 20 tentara India dan sedikitnya empat tentara China pada Juni 2020.
Kedua negara bertetangga sejak itu telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan, yang tetap bertahan di sana meskipun telah dilakukan 18 putaran pembicaraan antara pejabat tinggi militer kedua negara.
Singh mengadakan pembicaraan dengan Jenderal Li Shangfu pada hari Kamis menjelang pertemuan para menteri pertahanan dari Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), yang diketuai India tahun ini.
Menteri pertahanan India menyatakan posisi New Delhi “sudah pasti,” kata sebuah pernyataan dari kementeriannya Kamis malam. “Dia menegaskan kembali bahwa pelanggaran perjanjian yang ada telah mengikis seluruh dasar hubungan bilateral dan penarikan pasukan di perbatasan secara logis akan diikuti dengan deeskalasi,” tambahnya.
India mewaspadai peningkatan agresivitas militer negara tetangga utaranya itu dan perselisihan atas perbatasan bersama kedua negara sepanjang 3.500 kilometer merupakan sumber ketegangan abadi.
China mengklaim seluruh wilayah negara bagian Arunachal Pradesh di India Timur Laut, menganggapnya sebagai bagian dari Tibet, dan kedua negara berperang di perbatasan pada tahun 1962.
Beijing dan New Delhi secara teratur saling tuduh pihak lain berusaha merebut wilayah di sepanjang “garis pembagi” tidak resmi kedua negara, yang dikenal sebagai “Garis Kontrol Sesungguhnya.”
Li mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan secara online Jumat (28/4) bahwa situasi di perbatasan “stabil.” “Kami berharap kedua pihak dapat bekerja sama untuk terus meningkatkan rasa saling percaya,” tambah pernyataan itu. (lt/uh)
Forum