Pemerintah Indonesia menyadari masih tertinggal dalam mencapai target yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDG) tahun 2015. Hal senada juga disampaikan Koordinator Yayasan Forum Indonesia Muda, yayasan yang sangat peduli dengan program-program pencapaian MDG 2015 yaitu Ivan Ahda.
Kepada VoA di Jakarta hari Kamis (9/2), Ivan Ahda berpendapat walaupun jika dilihat kondisi saat ini di Indonesia seperti masih tingginya angka kemiskinan, serta masih sulitnya akses pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah maka Indonesia akan sulit mencapai target MDG 2015, namun ditambahkannya pemerintah dan masyarakat harus tetap optimistis dapat tercapai meski harus didukung melalui kemauan politik pemerintah dan didukung berbagai program pro rakyat.
Bahkan ia mengingatkan tindak pidana korupsi yang masih marak terjadi di Indonesia merupakan akar persoalan yang sangat berdampak negatif terhadap upaya pencapaian target MDG’s 2015. Selain itu ditegaskannya sektor pendidikan juga merupakan akar dari seluruh program yang harus dicapai dalam MDG’s 2015 karena tanpa kemajuan pendidikan maka kemajuan dalam program lain akan sulit diwujudkan.
“Kalau misalnya mau tercapai 2015 artinya pemerintah harus melakukan lompatan yang menurut saya tidak usah menunggu pemimpin baru, tidak usah kemudian nunggu Pemilu segala macam, kita sih masih optimis, kita udah on the track nih sebenarnya. Kalau orang udah on the track ada dua kemungkinan, pertama adalah masalah laju dia di sana tapi laju ini masih lama, lambat lah ya, yang kedua udah lajunya lambat kebanyakan kerikil atau batu lagi, dan batunya itu datang dari mereka sendiri, ada korupsi, ada apa yang itu semuanya berpengaruh kepada pencapaian MDGs," ungkap Ivan Ahda.
Ivan Ahda juga berharap tercapai atau tidaknya target MDG’s 2015, pemerintah dan masyarakat harus tetap memiliki semangat meningkatkan kerjasama untuk perbaikan bangsa ke depannya nanti.
“Tapi dalam concern kita tercapai atau tidaknya MDGs sebenarnya bukan patokan bahwa kita berhenti berjuang atau apa, sesederhana itu saja, kalaupun kemudian kita melihat banyak hambatan ke arah sana bukan melemahkan usaha kita, melemahkan perjuangan kita,” kata Ivan selanjutnya.
Sebelumnya Wakil Presiden, Boediono berpendapat ada tiga hal yang masih tertinggal sehingga Indonesia akan sulit mencapai target MDG’s 2015.
Budiono mengatakan, “Menurut pandangan saya ketinggalan kereta dan perlu perhatian sangat khusus dan kerja keras kita semua kalau kita ingin mencapai sasaran MDGs kita pada tahun 2015, ketiga sasaran yang ketinggalan itu adalah angka kematian ibu melahirkan, penanggulangan HIV/Aids, akses air minum dan sanitasi dasar yang layak.”
Kementerian Kesehatan RI mencatat hingga 2011 di Indonesia angka kematian ibu saat melahirkan sebesar 228 orang per 100.000 kelahiran hidup, padahal menurut target MDGs 2015 angka tersebut harus mampu turun menjadi sekitar 102 orang per 100.000 kelahiran hidup.
Sementara angka kematian bayi usia nol hingga 11 bulan di Indonesia sebesar 34 orang per 1.000 kelahiran hidup, padahal target MDGs 2015 harus mampu turun menjadi 23 orang per 1.000 kelahiran hidup.
Kementerian Kesehatan juga mencatat hingga 2011 penderita penyakit HIV/Aids sekitar 200 ribu orang dan dinilai pemerintah jumlah tersebut masih sangat mengkhawatirkan.