Para pejabat mengatakan ke-50 penumpang dalam pesawat naas itu kemungkinan besar tewas saat pesawat menabrak lereng gunung Salak yang hampir tegak lurus itu, dengan kecepatan hampir 800 kilometer per jam hari Rabu.
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kepada para keluarga korban kecelakaan tersebut hari Jumat bahwa Rusia dan Indonesia telah sepakat untuk bekerjasama dalam operasi pencarian korban.
Tim SAR menggunakan peralatan mendaki gunung telah menemukan sedikitnya 10 jenazah di tempat rongsokan pesawat. Cuaca buruk telah menghambat upaya evakuasi jenazah dengan menggunakan helikopter.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 itu sedang melakukan penerbangan promosi penjualan saat lepas landas dari Bandara Halim, Jakarta, dengan rombongan calon pembeli, wartawan dan awak, sekitar pukul dua sore WIB hari Rabu (9/5). Pesawat itu diharapkan akan kembali dalam waktu kurang dari satu jam.
Namun pesawat tersebut turun dari ketinggian tiga ribu meter hingga 1.800 meter dan kehilangan kontak dengan pengawas lalu-lintas udara di Gunung Salak, yang tingginya 2.200 meter.
Pihak berwenang mengatakan tidak jelas mengapa pesawat itu meminta untuk turun atau apakah pengawas lalu-lintas udara menyetujui manuver itu.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang berkapasitas 100 penumpang tersebut dibuat Rusia dalam usaha untuk memajukan industri penerbangan sipilnya. Pesawat tersebut sedang dalam penerbangan kedua ketika pesawat itu hilang di daerah terpencil Bogor.
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kepada para keluarga korban kecelakaan tersebut hari Jumat bahwa Rusia dan Indonesia telah sepakat untuk bekerjasama dalam operasi pencarian korban.
Tim SAR menggunakan peralatan mendaki gunung telah menemukan sedikitnya 10 jenazah di tempat rongsokan pesawat. Cuaca buruk telah menghambat upaya evakuasi jenazah dengan menggunakan helikopter.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 itu sedang melakukan penerbangan promosi penjualan saat lepas landas dari Bandara Halim, Jakarta, dengan rombongan calon pembeli, wartawan dan awak, sekitar pukul dua sore WIB hari Rabu (9/5). Pesawat itu diharapkan akan kembali dalam waktu kurang dari satu jam.
Namun pesawat tersebut turun dari ketinggian tiga ribu meter hingga 1.800 meter dan kehilangan kontak dengan pengawas lalu-lintas udara di Gunung Salak, yang tingginya 2.200 meter.
Pihak berwenang mengatakan tidak jelas mengapa pesawat itu meminta untuk turun atau apakah pengawas lalu-lintas udara menyetujui manuver itu.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang berkapasitas 100 penumpang tersebut dibuat Rusia dalam usaha untuk memajukan industri penerbangan sipilnya. Pesawat tersebut sedang dalam penerbangan kedua ketika pesawat itu hilang di daerah terpencil Bogor.