Inggris, Jumat (1/1) memulai tahun dan kehidupan baru di luar Eropa, setelah meninggalkan peraturan perdagangan pasar tunggal blok itu, mandiri untuk pertama kalinya dalam kurun hampir setengah abad.
Brexit, yang mendominasi politik Inggris dan Eropa sejak 2016, menjadi kenyataan satu jam sebelum tengah malam, mengakhiri kewajiban Inggris untuk mengikuti peraturan-peraturan Uni Eropa selama 48 tahun ini.
Pergerakan bebas lebih dari 500 juta orang antara Inggris dan 27 negara anggota Uni Eropa berakhir.
Pemeriksaan pabean yang lebih ketat berlaku kembali untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun ini, meskipun ada perjanjian perdagangan bebas kuota dan tarif yang diperjuangkan dengan sangat berat.
Surat-surat kabar pada Hari Tahun Baru ini mencerminkan perubahan historis namun masih sangat memecah belah, yang dampaknya akan dirasakan hingga beberapa generasi mendatang.
Halaman muka harian pro-Brexit, Daily Express, menampilkan foto White Cliffs of Dover dengan tulisan Freedom, kebebasan, tertera di bendera Inggris. “Masa Depan Kita. Inggris Kita. Takdir Kita,” demikian judul besar di halaman muka harian itu.
Harian Independent yang pro-Uni Eropa menunjukkan keraguan dengan menulis judul Off the hook – or cut adrift? Harian itu bertanya-tanya, lepas dari kesulitan, atau dikucilkan, mencerminkan ketidakpastian meluas terhadap arah yang dipilih negara itu sekarang.
Ketika fajar 2021 menyingsing, perhatian tertuju ke perbatasan-perbatasan Inggris, khususnya di pelabuhan-pelabuhan laut penting di Selat Inggris, untuk mengetahui apakah berakhirnya perdagangan dan perjalanan yang biasanya tanpa hambatan akan menyebabkan penundaan atau gangguan.
Namun karena Tahun Baru merupakan hari libur yang disusul oleh akhir pekan, dan pemerintah pun telah mengumumkan pemberlakuan pemeriksaan secara bertahap, sedikit saja masalah yang muncul. [uh/ab]