Perdana menteri Inggris Theresa May hari Senin (12/3) memberi keterangan terdini kepada Parlemen seputar peracunan terhadap eks mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya. Seorang anggota senior Parlemen Inggris mengatakan ia berharap May menyalahkan pemerintah Rusia.
Tom Tugendhat, ketua Komite Masalah Luar Negeri Parlemen Inggris mengatakan kasusnya, "kelihatan seperti percobaan pembunuhan yang disponsor negara."
Ia mengatakan kepada BBC ia berharap Theresa May menunjuk kesalahan ke arah negara Rusia. Menurutnya, sulitnya memproduksi dan mengangkut zat urat syaraf yang amat berbahaya menggambarkan adanya dukungan negara terhadap percobaan itu.
Perdana Menteri May memimpin sidang Dewan Keamanan Nasional hari Senin untuk mendengarkan keterangan terbaru kasus itu. Ia semakin mendapat tekanan untuk menindak Rusia dengan sanksi, pengusiran diplomat dan tindakan lain sebagai tanggapan atas peracunan itu, yang terbaru dari serangkaian kecelakaan gawat yang menimpa warga Rusia di Inggris belakangan ini.
Juru bicara James Slack mengatakan, polisi perlu diberi waktu melakukan tugasnya, mengumpulkan semua bukti dan kalau sudah didapat suatu kesimpulan siapa pelakunya barulah itu dilakukan dan pemerintah memberi jawaban yang sesuai.
Skripal 66 tahun dan putrinya Yulia 33 tahun masih dalam kondisi kritis akibat serangan zat urat syaraf tanggal 4 Maret. Yang berwenang belum mengatakan jenis zat urat syaraf yang digunakan.
Kremlin telah membantah pihaknya berada di belakang peracunan itu. Juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov menerangkan kepada wartawan bahwa Skripal bekerja untuk dinas intelijen Inggris dan diracun di tanah Inggris.
"Jadi insiden itu tidak ada sangkut pautnya dengan Rusia apalagi dengan pimpinan Rusia," katanya.
Peskov juga mengatakan Kremlin belum ada mendengar sesuatu pernyataan resmi melibatkan Rusia. [al]