Tautan-tautan Akses

Inggris Umumkan Anggaran Senilai 117 Juta Poundsterling untuk Lindungi Masjid dan Situs Muslim Lain 


Sejumnlah jemaah melaksanakan Salat Jumat di Masjid Suleymaniya di London, Inggris, pada 10 Februari 2023. (Foto: Reuters/Henry Nicholls)
Sejumnlah jemaah melaksanakan Salat Jumat di Masjid Suleymaniya di London, Inggris, pada 10 Februari 2023. (Foto: Reuters/Henry Nicholls)

Pemerintah Inggris, pada hari Minggu (10/3), mengatakan akan menyiapkan anggaran senilai 117 juta poundsterling (sekitar Rp2,3 triliun) untuk meningkatkan keamanan di masjid-masjid dan situs-situs muslim lainnya, termasuk sekolah dan tempat kegiatan masyarakat di seantero negeri selama empat tahun ke depan.

Komitmen Kantor Urusan Dalam Negeri Inggris itu disampaikan di tengah lonjakan insiden kebencian anti-muslim di Inggris sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza Oktober lalu.

“Kebencian anti-muslim tidak akan diterima di masyarakat kita,” kata Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly dalam sebuah pernyataan.

“Kami tidak akan membiarkan peristiwa di Timur Tengah dijadikan sebagai alasan untuk membenarkan kekejaman terhadap warga Muslim Inggris.”

Langkah keamanan yang akan diambil di antaranya pemasangan kamera CCTV, sistem alarm hingga pagar.

Selain anggaran perlindungan bagi tempat-tempat umat Islam, pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar 31 juta poundsterling (sekitar Rp619 miliar) untuk menjamin perlindungan proses dan institusi demokrasi dari meningkatnya ancaman ekstremis.

Tell MAMA, kelompok yang memantau kasus kejahatan atas dasar kebencian terhadap komunitas muslim, mengatakan pada bulan lalu bahwa mereka mencatat 2.010 insiden kebencian selama empat bulan semenjak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Jumlah itu adalah yang terbanyak yang pernah tercatat dalam kurun waktu empat bulan, kata kelompok itu. Sebelumnya, terdapat 600 insiden pada periode yang sama tahun 2022-2023, atau meningkat 335 persen.

Bentuk kejahatan yang dilakukan antara lain penyiksaan, ancaman, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian dan tulisan anti-muslim.

Dari jumlah tadi, Tell MAMA mengatakan 1.109 di antaranya terjadi di dunia maya.

Perempuan menjadi target dalam 65 persen laporan kasus, tambahnya.

Lembaga amal Yahudi The Community Security Trust (CST) juga melaporkan lonjakan tajam insiden antisemitisme di Inggris sejak serangan Hamas.

Lembaga yang memantau antisemitisme di Inggris itu mencatat 4.103 “insiden kebencian anti-Yahudi” tahun lalu, yang tertinggi yang pernah dicatatnya sejak 1984.

Angka itu naik 147 persen dari 1.662 insiden yang terekam selama 2022.

Pada Februari, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menjanjikan anggaran senilai lebih dari 70 juta poundsterling (sekitar Rp1,3 triliun) selama empat tahun ke depan untuk melindungi tempat-tempat komunitas Yahudi.

Serangan Hamas ke Israel selatan yang memicu kembali pecahnya perang menewaskan sekitar 1.160 orang, sebagian besarnya warga sipil, berdasarkan perhitungan AFP yang merujuk pada angka pemerintah Israel.

Sementara itu, serangan balasan Israel untuk menghabisi Hamas telah menewaskan lebih dari 31.000 orang di Gaza, sebagian besarnya perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. [rd/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG