Beberapa "tersangka teroris" ditangkap dan lebih dari 40.000 batang dinamit dan kabel detonator untuk penambangan emas ilegal disita dalam operasi gabungan dengan PBB. Interpol hari Senin (21/12) mengatakan penambangan ilegal adalah sumber pendanaan baru untuk kelompok bersenjata di Sahel.
Dikoordinasikan bersama oleh Interpol dan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan, Operasi tujuh hari KAFO II menarget pusat penyelundupan di bandara, pelabuhan dan perbatasan darat di Burkina Faso, Pantai Gading, Mali dan Niger. Petugas juga menyita puluhan senjata api dan ribuan butir peluru.
Interpol mengatakan operasi itu untuk mengacau jaringan perdagangan yang digunakan untuk memasok "teroris" di Afrika Barat dan Sahel.
"Perdagangan senjata api adalah bisnis yang menguntungkan yang, pada gilirannya, memicu dan mendanai jenis kejahatan serius lainnya," kata Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock.
Interpol mengatakan tren baru lainnya yang disorot oleh operasi itu adalah sejumlah besar bensin selundupan yang disita di Niger dan Mali. Ditambahkan, penambangan emas ilegal, selain menjadi sumber pendanaan bagi kelompok bersenjata, juga digunakan sebagai tempat perekrutan.
Pada masa pandemi virus corona ini, petugas juga menyita jel penyanitasi tangan, sarung tangan, dan narkoba dalam jumlah besar. [ka/ab]