Pemerintah Irak hari Rabu (2/3) menandatangani perjanjian dengan sebuah perusahaan Italia untuk memperbaiki dan mempertahankan bendungan terbesar yang terletak di bagian utara kota Mosul – yang kini dikuasai ISIS – dan berpotensi ambruk.
Bendungan Mosul itu menarik perhatian dunia baru-baru ini di tengah keprihatinan bahwa bendungan itu akan ambruk karena terbengkalai dan kurangnya perawatan akibat terus terjadinya pertempuran antara pasukan Irak dan kelompok ekstrimis ISIS yang menguasai sebagian besar wilayah di Irak bagian utara dan barat.
Juru bicara pemerintah Irak Saad Al Hadithi mengatakan kepada Associated Press, kontrak bernilai sekitar 296 juta dolar itu ditandatangani hari Rabu (3/2) di Baghdad dengan kelompok Italia “Trevi”. Al Hadithi tidak memberi kerangka waktu spesifik kapan pekerjaan itu akan dimulai, tetapi mengatakan dibutuhkan “sesegera mungkin”.
Bendungan itu, yang terletak di Sungai Tigris tidak jauh di utara Mosul, adalah yang terbesar di negara itu. Dibangun tahun 1984, bendungan itu mempunyai cacat konstruksi dan memerlukan pemeliharaan yang tetap dan menopangnya dengan semen.
Pada kapasitas penuh, bendungan itu dapat menahan 11 kilometer kubik air. Kalau bendungan itu pecah pada tingkat tersebut, ombak yang sangat besar akan turun menelusuri sungai, dan berpotensi menewaskan ratusan ribu orang yang tidak sempat menghindar pada waktunya.
“Kira-kira 500 ribu hingga 1,47 juta warga Irak, yang tinggal sepanjang tepi Sungai Tigris dan menghadapi risiko paling tinggi dari lintasan air-bah, kemungkinan tidak akan selamat dari dampaknya,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan Amerika di Baghdad. [em/gp]