Irak hari Minggu (21/7) mengatakan jaringan listrik baru akan mengalirkan listrik dari Turki ke provinsi-provinsi di bagian utara seiring upaya pihak berwenang mendiversifikasi sumber energi negar aitu guna mengatasi pemadaman listrik yang kronis.
Pernyataan dari kantor Perdana Menteri Irak menyatakan jalur sepanjang 115 kilometer ini menghubungkan pembangkit listrik Kisik di sebelah barat Mosul, dan mengalirkan 300 megawatt dari Turki ke provinsi Nineveh, Salah al-Din, dan Kirkuk, di bagian utara Irak.
Perdana Menteri Mohamed Shia Al-Sudani mengatakan jalur baru itu merupakan langkah “strategis” untuk menghubungkan Irak dengan negara-negara tetangganya. “Jalur itu akan mulai beroperasi hari ini,” ujar Ahmed Moussa, juru bicara Kementerian Urusan Listrik kepada AFP.
Perang selama puluhan tahun telah membuat infrastruktur Irak berada dalam kondisi yang sangat menyedihkan, di mana kerap terjadi pemadaman listrik saat suhu musim panas seringkali mencapai 50 derajat Celsius.
Banyak rumah tangga yang hanya memiliki aliran listrik selama beberapa jam saja setiap hari, dan mereka yang mampu menggunakan generator pribadi untuk menjaga agar lemari es dan sistem pendingin udara (AC) tetap berfungsi.
Perdana Menteri Mohamed Shia Al-Sudani telah berulangkali menegaskan perlunya mendiversifikasi sumber energi guna mengatasi masalah pemadaman listrik yang kronis. Untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan gas dari Iran, Irak telah mengeksplorasi beberapa kemungkinan, termasuk impor dari negara-negara Teluk.
Sudani hari Minggu mengatakan pemerintah Irak ingin “menyelesaikan sambungan dengan jaringan listrik Dewan Kerjasama Teluk pada akhir tahun ini. (Karena) sistem energi regional,” sehingga dapat mendiversifikasi sumber energinya.
Sejak bulan Maret lalu saluran listrik sepanjang 340 kilometer mulai beroperasi untuk menyalurkan listrik dari Yordania ke Al Rutbah di barat daya Irak. [em/jm]
Forum