Presiden Iran Hassan Rouhani, Rabu (8/4), mengatakan Dana Moneter Internasional (IMF) bersalah telah bersikap diskriminatif jika tidak mengucurkan bantuan darurat senilai 5 miliar dolar untuk membantu Iran memerangi wabah virus corona.
"Saya mendesak organisasi-organisasi internasional untuk memenuhi kewajiban mereka. Kami anggota IMF. Seharusnya tidak ada diskriminasi dalam memberikan pinjaman,” kara Rouhani dalam sebuah rapat kabinet yang ditayangkan televisi.
Direktur Bank Sentral Iran, Abdolnaser Hemmati, bulan lalu mengajukan permohonan ke IMF agar mengucurkan dana senilai 5 miliar dolar dari Prakarsa Bantuan Keuangan Cepat (RPI), program darurat untuk membantu negara-negara yang menghadapi pukulan hebat dan tiba-tiba, seperti bencana alam.
Seorang pejabat IMF mengatakan, lembaganya itu sedang berdialog dengan pihak berwenang Iran untuk membahas bantuan finansial itu. Dialog tersebut ditujukan untuk memahami apa yang dibutuhkan Iran dan apa yang perlu dilakukan Iran agar permohonannya itu diproses. Namun, hingga sejauh ini, belum ada kejelasan apakah bantuan itu akan dikucurkan.
Wabah virus corona yang memburuk di Iran, negara di Timur Tengah yang paling parah dilanda wabah itu, telah menewaskan 3.872 orang dan menjangkiti 62.589 orang. Wabah tersebut semakin merusak ekonomi Iran, yang sudah terpukul oleh sanksi-sanksi yang diberlakukan kembali sejak 2018, sewaktu Washington keluar dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan enam negara besar dunia.
Teheran menyalahkan AS dan kebijakan tekanan maksimumnya yang membatasi kemampuan Iran menanggapi secara efektif virus corona. Para pejabat AS mengatakan, sanksi-sanksi itu tidak menarget obat-obatan untuk Iran. Washington bahkan menawarkan bantuan untuk Iran dalam menghadapi wabah, namun ditolak. [ab/uh]