Presiden Amerika Donald Trump hari Senin (18/9) memperingatkan Amerika akan meninggalkan kesepakatan nuklir yang disepakatinya dengan Iran dan lima negara lain jika Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dianggap tidak cukup ketat dalam memantaunya.
Iran mengatakan ancaman terbesar bagi kesepakatan nuklir tersebut adalah sikap bermusuhan Amerika.
Peringatan Trump itu disampaikan melalui pesan kepada pertemuan tahunan badan PBB itu di Wina, dan dibacakan oleh Menteri Energi Amerika Rick Perry.
Amerika Serikat menegaskan bahwa Iran wajib membuka lokasi-lokasi militernya untuk diperiksa IAEA setiap saat jika IAEA mencurigai adanya aktivitas nuklir di lokasi tersebut.
Hal itu ditolak tegas oleh Iran dan Ali Akbar Salehi kepala urusan nuklir Iran mendesak IAEA dan pimpinannya Yukiya Amano agar menolak permintaan tuntutan tersebut.
Salehi yang menegaskan bahwa Iran sepenuhnya mematuhi ketentuan kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa ancaman terbesar bagi kelangsungan kesepakatan nuklir itu adalah "sikap bermusuhan pemerintah Amerika."
Namun Trump, sebagaimana dikutip oleh Perry, mengisyaratkan kesepakatan tersebut dapat bertahan atau gagal bergantung pada akses IAEA ke lokasi militer Iran, dengan menyatakan "kita tidak akan menerima kesepakatan yang penegakannya lemah atau tidak dipantau secara memadai." [my/ds]