Tautan-tautan Akses

Iran Yakin Seluruh Pekerja yang Terperangkap Tewas dalam Ledakan Tambang Batu Bara


Seorang penambang Iran yang selamat dari ledakan di tambang Tabas, provinsi Khorasan, pada 22 September 2024, tengah mendapat perawatan di rumah sakit. (Foto: Mohsen Noferesty/IRNA/AFP)
Seorang penambang Iran yang selamat dari ledakan di tambang Tabas, provinsi Khorasan, pada 22 September 2024, tengah mendapat perawatan di rumah sakit. (Foto: Mohsen Noferesty/IRNA/AFP)

Iran pada Selasa (24/9) mengatakan bahwa mereka yakin seluruh pekerja yang terjebak dalam sebuah ledakan di sebuah tambang batu bara di bagian timur negara tersebut telah meninggal, sehingga jumlah korban tewas dalam salah satu bencana industri terburuk itu menjadi sedikitnya 49 orang.

Seorang pejabat darurat provinsi, Mohammad Ali Akhoundi, memberikan jumlah korban tewas dalam sebuah laporan yang disiarkan oleh televisi pemerintah Iran dari tambang di Tabas.

Angka jumlah penambang yang berada di dalam tambang pada saat insiden berfluktuasi sejak kebocoran gas metana pada hari Sabtu (21/9) lalu memicu ledakan di tambang batu bara di Tabas, sekitar 540 kilometer sebelah tenggara ibu kota Teheran.

Sekitar 70 orang sedang bekerja pada saat ledakan terjadi. Mayat-mayat yang ditemukan sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda cedera akibat ledakan, yang menunjukkan bahwa banyak dari para pekerja yang meninggal akibat keracunan gas sebelum ledakan terjadi.

Gas-gas semacam itu biasa ditemukan di pertambangan, meskipun langkah-langkah keselamatan modern mengharuskan adanya ventilasi dan langkah-langkah lain untuk melindungi para pekerja.

Belum jelas prosedur keselamatan apa yang ada di tambang yang dimiliki secara pribadi oleh Tabas Parvadeh 5, yang dioperasikan oleh Mandanjoo Co. Perusahaan tersebut tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Pada hari Selasa, seorang anggota parlemen dan anggota komite pertambangan di parlemen mengatakan bahwa sistem keselamatan tambang tidak berfungsi dan “bahkan sistem alarm pusat pun rusak atau tidak ada.”

Anggota parlemen Zahra Saeedi menambahkan bahwa para pekerja mengetahui adanya masalah keselamatan sebelum bencana terjadi, namun mereka tidak dapat meninggalkan tambang tepat waktu. Dua dari korban tewas adalah ahli kesehatan dan keselamatan di tambang tersebut, katanya.

Presiden reformis baru Iran, Masoud Pezeshkian, yang sedang berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB, mengatakan bahwa ia memerintahkan agar semua upaya dilakukan untuk menyelamatkan mereka yang terjebak dan membantu keluarga mereka. Ia juga mengatakan bahwa investigasi atas ledakan tersebut sedang berlangsung.

Industri pertambangan Iran telah dilanda bencana sebelumnya. Pada tahun 2017, sebuah ledakan tambang batu bara menewaskan sedikitnya 42 orang. Presiden Hassan Rouhani yang saat itu berkampanye untuk memenangkan pemilu, mengunjungi lokasi di provinsi Golestan di bagian utara Iran. Para penambang yang marah mengepung mobil SUV yang ditumpanginya, menendang dan memukuli kendaraan lapis baja tersebut dengan penuh amarah.

Pada tahun 2013, 11 pekerja terbunuh dalam dua insiden pertambangan yang terpisah. Pada tahun 2009, 20 pekerja terbunuh dalam beberapa insiden. Lemahnya standar keselamatan dan tidak memadainya layanan darurat di area pertambangan sering dituding sebagai penyebab kematian. [my/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG