Militan ISIS meletakan ranjau-ranjau di seluruh lokasi Warisan Dunia UNESCO, Palmyra, di Suriah, kata seorang pejabat barang-barang antik dan pemantau konflik hari Minggu (21/6), satu bulan setelah kelompok itu memasuki kota tersebut.
Bahan-bahan peledak diletakkan hari Sabtu, menurut organisasi Suriah Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, serta mengumpulkan informasi dari sumber-sumber di dalam negeri Suriah.
"Belum diketahui tujuannya, apakah untuk meledakkan reruntuhan atau mencegah pasukan rezim Suriah masuk ke kota itu," kata direktur organisasi itu Rami Abdel Rahman kepada kantor berita Prancis.
Sebuah museum di situs itu telah dikosongkan sebelum para militan memasuki kota itu akhir bulan Mei, tindakan ini dipicu oleh perusakan ISIS sebelumnya terhadap karya-karya seni dan artefak dalam upaya membentuk apa yang disebut "kekhalifahan" di Suriah dan Irak.
Namun, reruntuhan di kota kuno, yang juga dikenal sebagai Tadmur, tidak sempat dipindahkan. Bulan Desember, PBB mengatakan bahwa selama konflik Suriah - yang kini termasuk kekerasan akibat perang saudara dan kelompok ISIS - lebih dari 300 lokasi warisan budaya telah dihancurkan, dirusak atau dijarah.