Perdana Menteri David Cameron menyatakan sebagian kaum Muslim di Inggris membiarkan ideologi Negara Islam berkembang, membuat banyak kalangan berpandangan bahwa ia menjadikan komunitas Muslim di negaranya yang besar jumlahnya dan berasal dari berbagai latar belakang, sebagai kambing hitam.
Berbicara di sebuah konferensi keamanan di Slovakia, Cameron mendesak warga Muslim Inggris untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan kelompok Negara Islam (ISIS) yang merekrut anak-anak muda Inggris. Ia mengatakan banyak anak muda yang tertarik dengan ideologi yang berkeyakinan "dunia Barat itu jahat dan demokrasi itu tidak benar, bahwa perempuan lebih rendah derajatnya dari laki-laki, dan homoseksualitas itu buruk."
Mengatakan bahwa ideologi tersebut "dengan diam-diam dibiarkan" berkembang di antara kaum Muslim, Cameron menyalahkan radikalisasi terhadap "orang-orang yang berpandangan seperti itu, tidak menganjurkan kekerasan, tapi juga tidak menentang ideologi itu."
Sekitar 2,7 juta dari 64 juta penduduk Inggris beragama Islam. Polisi Inggris mengatakan setidaknya 700 di antara mereka telah meninggalkan Inggris menuju wilayah yang dikuasai ISIS, termasuk seorang remaja 17 tahun yang meledakkan dirinya di Irak pekan lalu dan tiga perempuan bersaudara dari Inggris bagian utara yang diyakini pergi ke Suriah bersama sembilan anak mereka.
Sejumlah kelompok Muslim bereaksi negatif terhadap komentar Cameron. Mohammed Shafer, kepala eksekutif sebuah kelompok think tank, Ramadhan Foundation, menyebut komentar tersebut "sangat menyinggung perasaan."
"Kami tidak butuh kuliah mengenai bagaimana menjadi warga negara yang baik dari pemerintah yang menganggap cara untuk menggalang persatuan dengan komunitas Muslim adalah dengan menjelek-jelekkan kami," katanya.
Anggota parlemen Inggris dari kubu oposisi Yasmin Qureshi menuduh Cameron menyamaratakan nilai-nilai agama konservatif dengan dukungan bagi ekstremisme.
"Membuat perbandingan seperti itu, tidak hanya merusak tapi juga tidak benar," ia mengatakan kepada radio BBC.
Sebagian lainnya membela pernyataan Cameron. Haras Rafiq, direktur pelaksana organisasi think tank anti ekstremisme Quilliam Foundation, mengatakan ia tidak melihat pidato tersebut sebagai anti-Islam.
"Ia tidak mengatakan masalahnya ada pada semua orang Muslim," kata Rafiq. "Ia mengatakan bahwa ideologi Islamis lah yang perlu dipatahkan."
Kalsoom Bashir, yang mengepalai kelompok kontra radikalisasi Inspire, mengatakan pernyataan Cameron ada benarnya, bahwa sebagian warga Muslim Inggris menaruh "simpati, empati dan rasa iri terhadap mereka yang berangkat ke Suriah."
"Seperti mengatakan Ku Klux Klan sebagai penyimpangan ajaran Kristiani, kita harus dapat mengatakan ideologi ini sebagai penyimpangan dari ajaran Islam," katanya. "Tapi sayangnya ideologi itu lalu menjadi populer. Saya rasa perlawanannya harus datang dari dalam komunitas kita sendiri."