YERUSALEM —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendamprat Hamas, menuduh pemimpinnya menyerukan penghancuran Israel pada rapat akbar, Sabtu (8/12) di Gaza.
Berbicara pada sidang kabinet mingguan di Yerusalem, Perdana Menteri Netanyahu mengatakan musuh Israel di Palestina telah membuktikan sekali lagi mereka tidak tertarik berkompromi.
Ia merujuk kepada komentar pemimpin Hamas Khaled Meshaal, yang kembali ke Gaza hari Jumat setelah 45 tahun hidup di pengasingan. Pada rapat akbar untuk merayakan 25 tahun berdirinya Hamas, Meshaal bertekad bahwa Hamas akan berperang sampai seluruh wilayah Palestina, termasuk wilayah Negara Israel, dibebaskan dari orang-orang Yahudi.
Ia mengulangi pernyataan itu dalam pidato Minggu di Gaza.
Meshall menyatakan “tidak akan ada konsesi atas satu inci pun tanah Palestina.” Ia mengatakan perjuangan bersenjata akan terus berlanjut sampai pembebasan Yerusalem.
Bulan lalu, terjadi bentrokan perbatasan yang sengit antara Israel dan Hamas. Israel menggempur Gaza dengan serangan udara, dan Hamas menembakkan ratusan roket ke kota-kota Israel.
Perdana Menteri Israel mengatakan Hamas menyulitkan upaya internasional untuk membentuk negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza.
Ia mengatakan, Israel menginginkan perdamaian, tetapi upaya itu tidak mungkin dicapai dengan musuh seperti Hamas yang berusaha menghancurkannya,
Israel menarik diri dari Gaza pada 2006, dan setahun kemudian Hamas menguasai wilayah itu, mengenyahkan saingannya, yaitu Otorita Palestina yang lebih moderat pimpinan Presiden Mahmoud Abbas. Sekarang, Presiden Abbas memerintah Tepi Barat dan mengupayakan perundingan damai dengan Israel berdasarkan pemecahan dua negara.
Namun, Perdana Menteri Netanyahu pesimistis. Ia mengatakan, Gaza menjadi basis terorisme bagi Hamas setelah penarikan diri Israel, dan ia berjanji, Israel tidak akan membuat kekeliruan yang sama di Tepi Barat.
Berbicara pada sidang kabinet mingguan di Yerusalem, Perdana Menteri Netanyahu mengatakan musuh Israel di Palestina telah membuktikan sekali lagi mereka tidak tertarik berkompromi.
Ia merujuk kepada komentar pemimpin Hamas Khaled Meshaal, yang kembali ke Gaza hari Jumat setelah 45 tahun hidup di pengasingan. Pada rapat akbar untuk merayakan 25 tahun berdirinya Hamas, Meshaal bertekad bahwa Hamas akan berperang sampai seluruh wilayah Palestina, termasuk wilayah Negara Israel, dibebaskan dari orang-orang Yahudi.
Ia mengulangi pernyataan itu dalam pidato Minggu di Gaza.
Meshall menyatakan “tidak akan ada konsesi atas satu inci pun tanah Palestina.” Ia mengatakan perjuangan bersenjata akan terus berlanjut sampai pembebasan Yerusalem.
Bulan lalu, terjadi bentrokan perbatasan yang sengit antara Israel dan Hamas. Israel menggempur Gaza dengan serangan udara, dan Hamas menembakkan ratusan roket ke kota-kota Israel.
Perdana Menteri Israel mengatakan Hamas menyulitkan upaya internasional untuk membentuk negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza.
Ia mengatakan, Israel menginginkan perdamaian, tetapi upaya itu tidak mungkin dicapai dengan musuh seperti Hamas yang berusaha menghancurkannya,
Israel menarik diri dari Gaza pada 2006, dan setahun kemudian Hamas menguasai wilayah itu, mengenyahkan saingannya, yaitu Otorita Palestina yang lebih moderat pimpinan Presiden Mahmoud Abbas. Sekarang, Presiden Abbas memerintah Tepi Barat dan mengupayakan perundingan damai dengan Israel berdasarkan pemecahan dua negara.
Namun, Perdana Menteri Netanyahu pesimistis. Ia mengatakan, Gaza menjadi basis terorisme bagi Hamas setelah penarikan diri Israel, dan ia berjanji, Israel tidak akan membuat kekeliruan yang sama di Tepi Barat.