JERUSALEM —
Para warga Palestina di Gaza hari Sabtu (8/12) menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, mengacung-acungkan tanda kemenangan dengan dua jari yang membentuk huruf v untuk victory, dan melambai-lambaikan bendera Hamas yang berwarna hijau.
Massa merayakan apa yang dipandang sebagai “kemenangan” Hamas dalam konflik bulan lalu dengan Israel, meskipun 170 warga Palestina tewas dan gedung-gedung hancur akibat serangan udara Israel. Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan balasan untuk menghentikan serangan roket Palestina.
Hamas menembakkan ratusan roket lewat perbatasan Israel dalam konflik delapan hari itu, dan untuk menunjukkan tentangan terhadap Israel. Sebuah gambar misil raksasa dipancang di panggung dalam rapat akbar di Gaza itu.
Tamu kehormatan rapat akbar itu adalah pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, yang kembali ke Gaza hari Jumat setelah 45 tahun hidup di pengasingan. Ia mengatakan tidak akan berkompromi dengan Israel.
Meshaal menyatakan, “Tidak akan ada konsesi apa pun atas satu inci tanah ini.” Ia mengatakan seluruh tanah dari Sungai Yordan sampai ke Laut Tengah milik Palestina, dengan kata lain, seluruh Negara Israel serta Tepi Barat dan Gaza.
Meshaal bertekad, perjuangan bersenjata akan berlanjut sampai pembebasan seluruh “wilayah Palestina” dan ia mengatakan, Hamas tidak akan pernah mengakui Israel.
Karena posisi ini, Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan negara-negara Barat, yang mendukung saingan Hamas, yaitu Otorita Palestina di Tepi Barat. Sikap Hamas juga memperumit upaya internasional untuk menghidupkan lagi perundingan perdamaian mengenai penciptaan negara Palestina.
Israel bersedia berunding dengan pemerintah Palestina di tepi Barat, tetapi para pejabat Israel mengatakan, jika Hamas di Gaza terus mengupayakan penghancuran Israel, penciptaan negara Palestina tidak akan mungkin.
Massa merayakan apa yang dipandang sebagai “kemenangan” Hamas dalam konflik bulan lalu dengan Israel, meskipun 170 warga Palestina tewas dan gedung-gedung hancur akibat serangan udara Israel. Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan balasan untuk menghentikan serangan roket Palestina.
Hamas menembakkan ratusan roket lewat perbatasan Israel dalam konflik delapan hari itu, dan untuk menunjukkan tentangan terhadap Israel. Sebuah gambar misil raksasa dipancang di panggung dalam rapat akbar di Gaza itu.
Tamu kehormatan rapat akbar itu adalah pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, yang kembali ke Gaza hari Jumat setelah 45 tahun hidup di pengasingan. Ia mengatakan tidak akan berkompromi dengan Israel.
Meshaal menyatakan, “Tidak akan ada konsesi apa pun atas satu inci tanah ini.” Ia mengatakan seluruh tanah dari Sungai Yordan sampai ke Laut Tengah milik Palestina, dengan kata lain, seluruh Negara Israel serta Tepi Barat dan Gaza.
Meshaal bertekad, perjuangan bersenjata akan berlanjut sampai pembebasan seluruh “wilayah Palestina” dan ia mengatakan, Hamas tidak akan pernah mengakui Israel.
Karena posisi ini, Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan negara-negara Barat, yang mendukung saingan Hamas, yaitu Otorita Palestina di Tepi Barat. Sikap Hamas juga memperumit upaya internasional untuk menghidupkan lagi perundingan perdamaian mengenai penciptaan negara Palestina.
Israel bersedia berunding dengan pemerintah Palestina di tepi Barat, tetapi para pejabat Israel mengatakan, jika Hamas di Gaza terus mengupayakan penghancuran Israel, penciptaan negara Palestina tidak akan mungkin.