Lingkar Survei Indonesia (LSI) mendapati hampir 54 persen responden tidak puas dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), sedang 42 persen menyatakan puas. Survei melalui ponsel itu dilakukan terhadap 1.200 orang di 34 provinsi pada 26 dan 27 Januari lalu.
Sebelum Jokowi mulai menjabat pada Oktober lalu, survei LSI pada bulan Agustus mendapati hampir 75 persen orang Indonesia menyatakan berharap besar pemerintahan Jokowi akan memperbaiki negara.
LSI melakukan survei lainnya pada bulan November, tidak lama setelah Jokowi menaikkan harga BBM. Hasilnya menunjukkan bahwa 44 persen responden tidak puas dengan kinerjanya, seraya menyebut mereka sengsara karena keputusan Jokowi menaikkan harga BBM.
Peneliti LSI Alfaraby menyatakan Jokowi telah kehilangan momen dalam 100 hari pertamanya menjabat untuk meyakinkan rakyat bahwa ia dapat membuat kebijakan yang baik.
Rakyat masih tidak puas mengenai harga BBM, tetapi isu-isu lain juga menambah ketidakpuasan mereka. Pencalonan jenderal berbintang tiga Budi Gunawan sebagai Kapolri, yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap oleh Komite Pemberantasan Korupsi (KPK), adalah salah satu poin yang mengesalkan banyak orang.
Alfaraby mengatakan Jokowi perlu menyimak keprihatinan rakyat dan meninjau kembali keputusan-keputusannya yang dikritik keras dan membatalkan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri. Ia menambahkan, Jokowi harus menyadari bahwa hari-harinya melakukan blusukan dan pencitraan telah berlalu.