Di tengah merebaknya pelaporan mengenai apa yang disebut sebagian orang banjir "berita palsu" di mesia sosial, sebuah jaringan sosial baru diluncurkan Kamis (8/12), yang menurut para pendirinya bertujuan memperlambat penyebaran informasi yang tidak akurat.
Jaringan sosial tersebut, disebut “Treem”, akan tersedia dalam sarana-sarana seluler secara gratis. Menurut para penciptanya, Treem akan memberi penggunanya kontrol yang lebih signifikan atas siapa saja yang melihat apa yang mereka unggah, dan siapa yang bisa menyebarkannya.
"Ada begitu banyak informasi saat ini di media sosial. Banyak pemain yang lebih besar ketagihan untuk mendorong informasi ini kepada semua orang, apa pun konsekuensinya, jadi ide untuk dapat mengontrol siapa yang melihat informasi itu dan mengkurasi lebih baik bagaimana orang-orang itu mendapat informasinya adalah sangat penting," ujar CEO Treem Ken Kaufman.
Sebgian besar jaringan media sosial, seperti Facebook, mengizinkan para pengguna menggunakan satu profil publik -- atau "wall" -- dimana mereka dapat mengunggah konten untuk berbagi dengan kawan-kawannya. Konten itu kemudian seringkali dimonetisasi oleh jaringan tersebut, yang mengumpulkan informasi mengenai pengguna tersebut untuk dijual ke pihak ketiga atau untuk pendapatan iklan.
"Sebagian besar perusahaan media sosial ketagihan pendapatan iklan, jadi semua unggahan atau post seharusnya dilihat semua orang," ujar Kaufman kepada VOA.
Sebaliknya dengan Treem, ia menggunakan struktur "pohon" grafis dimana para pengguna menciptakan "ranting-ranting," atau grup-grup terpisah. Para pengguna mengontrol siapa-siapa saja di grup mana, dan mengontrol apakanh suatu konten dapat dibagi oleh orang lain. Untuk mereka yang mencari lebih banyak privasi, para pengguna dapat menciptakan grup-grup yang dilindungi kata kunci rahasia untuk membatasi lebih jauh siapa yang dapat melihat konten. [hd]