Para pejabat militer mengatakan, Selasa (19/1), bahwa Garda Nasional AS, Dinas Militer paruh waktu yang bertugas menjaga keamanan untuk pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, telah memecat 12 anggota dari petugas keamanan untuk acara itu.
Langkah itu menggarisbawahi tekad pihak berwenang untuk mengamankan upacara empat tahunan di tengah kekhawatiran terjadinya kekerasan seperti penyerbuan di Gedung Kongres AS 6 Januari lalu oleh pendukung Presiden Donald Trump yang akan menyelesaikan masa jabatannya.
Kepala juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, mengatakan kepada wartawan, 10 dari 12 pengawal telah disingkirkan karena "perilaku yang dipertanyakan", namun tidak terkait dengan ekstremisme yang diungkap oleh FBI dalam pemeriksaannya terhadap semua 25 ribu pengawal yang dikerahkan di daerah Washington, DC untuk mengamankan acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Rabu (20/1).
Dua orang lainnya dibebaskan dari tugas setelah berkomentar "tidak pantas", kata Hoffman, tanpa merinci perilaku mereka.
Kantor berita Associated Press, mengutip dua pejabat yang tidak disebut namanya melaporkan, kedua pengawal itu dikeluarkan setelah diketahui mempunyai hubungan dengan kelompok-kelompok milisi.
Perkembangan itu terjadi ketika puluhan ribu pengawal dan agen federal tetap waspada di Washington dalam unjuk kekuatan pasukan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Unjuk kekuatan itu mengubah ibu kota AS menjadi benteng militer yang sesungguhnya. [ps/pp]