Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror sudah menangkap 10 orang yang diduga merencanakan penyerangan pekan depan saat pengumuman hasil pemilihan presiden pada April lalu, Reuters melaporkan, mengutip keterangan polisi, Rabu (15/5).
Penangkapan dilakukan di tengah meningkatnya suhu politik dan peningkatan keamanan menjelang pengumuman hasil pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Mei nanti.
Hasil pemilu sendiri diperkirakan akan memastikan hasil hitung cepat oleh beberapa lembaga survei yang menunjukkan Presiden Joko Widodo akan menang atas capres Prabowo Subianto.
Hampir 32 ribu personel polisi dan tentara bersiaga di Jakarta, termasuk pasukan-pasukan yang dikirim dari berbagai provinsi untuk menjaga pengumuman hasil pemilu, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
“Dari interogasi, kami menemukan bahwa para tersangka berencana menyerang pertemuan massal pada 21, 22, atau 23 Mei,” kata Prasetyo, merujuk pada beberapa unjuk rasa yang direncanakan untuk minggu depan.
“Tujuan mereka untuk menciptakan kekacauan dan menarget sebanyak mungkin korban, termasuk polisi,” kata Dedi.
Para tersangka adalah anggota Jemaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok terbesar yang terkait ISIS di Indonesia. Pihak berwenang sedang melakukan pengejaran untuk anggota lainnya, Dedi menambahkan.
Pekan lalu polisi menembak mati seorang militan dan menahan enam lainnya karena berencana menyerang polisi saat melakukan unjuk rasa.
Prabowo sudah menyatakan akan menolak hasil perhitungan suara KPU apabila terbukti ada kecurangan.
Dengan lebih dari 80 persen suara yang sudah dihitung, Presiden Jokowi memimpin perolehan suara sebanyak 12 basis poin dengan meraup 56 persen suara, menurut data situng KPU. [ft]