Pemerintah Arab Saudi akhirnya memulangkan 55 jemaah umrah asal Indonesia yang sempat tertahan di negara itu dengan menggunakan pesawat Saudi Airlines.
Setiba di Bandara Soekarno Hatta, Jumat dini hari (10/4), jemaah umrah tersebut langsung menjalani pemeriksaan kesehatan oleh petugas kantor kesehatan pelabuhan (KKP).
Kepala Seksi Identifikasi dan Penanganan Masalah Umrah Kementerian Agama Ali Machzumi kepada VOA menjelaskan suhu tubuh jemaah umrah itu diperiksa dan dilakukan proses wawancara. Para petugas, lanjutnya, juga melakukan tes cepat kepada 18 orang yang dinilai berisiko tinggi. Hasilnya, kata Ali tidak ada yang terindikasi tertular virus corona.
55 Jemaah umrah ini dipulangkan bersama 34 tim penyedia layanan jemaah haji di Arab Saudi, TKI serta keluarga WNI di Arab Saudi. Total, 336 orang yang kembali ke Indonesia.
Secara keseluruhan kondisi jemaah baik dan sehat. Hasil tes cepat pada 18 orang dinyatakan negatif.
Menurut Ali Machzumi, seluruh jemaah dijemput pihak Penyelenggara Perjalanan Ibadan Umrah (PPIU). Mereka di antaranya berasal dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, Palembang, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat. Mereka Jumat (10/4) telah dipulangkan ke daerah masing-masing.
Jemaah, lanjut Ali, telah menerima surat rekomendasi lulus pemeriksaan kesehatan, namun tetap diminta melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan melapor ke dinas kesehatan setempat.
Tertundanya kepulangan jemaah umrah asal Indonesia ini dikarenakan pemerintah Arab Saudi sejak 15 Maret menghentikan semua penerbangan internasional dari dan menuju negara itu.
Sesuai kebijakan Arab Saudi, ada pengampunan bagi jemaah umrah yang masih tertahan sehingga bisa pulang tanpa dikenai sanksi atau denda. Syaratnya, mereka harus mendaftar melalui situs yang telah ditetapkan sampai batas waktu 28 Maret 2020.
69 Jemaah Indonesia Daftar Pengampunan untuk Bisa Pulang ke Indonesia
Menurut Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali Uman kepada VOA berdasar data Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, ada 69 jemaah asal Indonesia yang mendaftar.
"Dari 69 orang itu, didata ulang dengan data yang ada di kami, terdapat angka 58. Sedangkan sisanya itu tidak diketahui identitasnya. Kami coba menghubungi ke Kementerian Agama di Jakarta, khususnya Direktorat Bina Umrah, juga tidak mendapatkan data itu. Artinya kemungkinan bisa terjadi mereka mendaftarkan diri tetapi pada saat pemulangan mereka tidak menindaklanjuti pendaftaran tersebut,” ujar Endang.
Endang mengatakan dari 58 jemaah umrah yang mendaftar dan teridentifikasi, 55 sudah dipulangkan, sisanya belum bisa dipulangkan karena masih dirawat di ICU rumah sakit di Arab Saudi. Endang mengatakan pada saat pemulangan, mereka dinyatakan tidak layak terbang oleh pihak rumah sakit.
Endang mengaku belum mengetahui secara detail penyakit yang diderita jemaah tersebut namun pihaknya terus memantau. Endang menyatakan belum menerima rekam medis mereka.
Lebih lanjut Endang mengatakan, sisa jemaah umrah asal Indonesia di Saudi Arabia memang tidak sedikit tetapi KJRI tidak memiliki data.
“Bisa saja mereka tidak mendaftar di sistem pengawasan umrah di Jakarta kemudian berangkat. Bisa saja modus, entah menggunakan kesempatan berumrah lalu menjadi PMI (pekerja migran ilegal) atau bisa saja dia menggunakan visa umrah tetapi menunggu sampai musim haji,” ungkap Endang.
Saat ini, lanjut Endang, pihaknya terus berupaya mendeteksi sisa dari jumlah yang dilaporkan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Ia berkomunikasi dengan konsul imigrasi dan direktorat bina umrah untuk bisa mendeteksi atau mengkonfirmasi ke agen perjalanan yang mengeluarkan visa bagi mereka. [fw/ka]