PM Jepang Fumio Kishida pada Selasa (11/1) mengatakan bahwa perbatasan negaranya akan tetap tertutup bagi sebagian besar warga negara asing hingga akhir Februari, sementara negara itu menghadapi lonjakan besar kasus COVID-19.
Kishida mengemukakan, “Perbedaan dalam status infeksi varian omicron di dalam dan di luar Jepang jelas, dan sambil melakukan langkah-langkah yang diperlukan dari sisi kepentingan kemanusiaan dan nasional, kami akan mempertahankan kerangka peraturan perbatasan yang sekarang hingga akhir Februari.”
Ia mengatakan kontrol perbatasan ketat telah membantu Jepang menghadang virus varian omicron.
Pada saat bersamaan, pihak berwenang Jepang bertindak untuk mendorong suntikan penguat (booster) sementara pemerintah berencana mendirikan pusat-pusat vaksinasi berskala besar untuk membantu mendukung program vaksinasi.
Prefektur Okinawa, Yamaguchi dan Hiroshima telah memasuki keadaan semidarurat karena lonjakan kasus COVID-19. [uh/ab]