Polisi Jepang sedang menyelidiki panggilan-panggilan telepon yang mengancam akan membunuh Duta Besar Amerika Serikat, Caroline Kennedy. Hari Rabu, pihak berwenang mengatakan, polisi metropolitan Tokyo menyelidiki panggilan-panggilan telepon tersebut ke kedutaan besar AS di Tokyo.
Menurut polisi, kedutaan itu juga menerima panggilan telepon serupa yang menarget Alfred Magleby, konsul jenderal yang berbasis di pulau selatan Okinawa. Sekitar separuh dari 50 ribu tentara AS yang bertugas di Jepang, tinggal di pulau itu. Pihak kedutaan menolak berkomentar.
Media Jepang melaporkan, ancaman-ancaman pembunuhan itu diterima bulan lalu dari seorang penelpon yang berbicara dalam Bahasa Inggris, dan polisi memeriksa kasus itu dengan kecurigaan berlangsungnya usaha pemerasan.
Tidak ada rincian lain, termasuk apa motifnya. Awal bulan ini, duta besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan disayat dengan pisau oleh seorang aktivis anti AS, dan terpaksa diopname di rumah sakit selama beberapa hari.
Departemen Luar Negeri Amerika merilis sebuah pernyataan yang mengatakan, mereka menanggapi ancaman terhadap dubes-dubes Amerika secara serius, mengambil setiap langkah yang mungkin untuk melindungi mereka, dan bekerjasama dengan pemerintah Jepang untuk menjamin bahwa semua langkah yang diperlukan dilaksanakan. Meski demikian, kata pernyataan itu, mereka tidak akan mengungkapkan rincian mengenai ancaman itu atau langkah yang diambil untuk mengatasinya.
Berita itu mengemuka sementara ibu negara Amerika Michelle Obama tiba di Jepang untuk sebuah lawatan yang ditujukan untuk mendukung prakarsa pendidikan global bagi perempuan.
Ancaman itu muncul menyusul serangan sebelumnya bulan ini terhadap Duta Besar Amerika untuk Korea Selatan, Mark Lippert. Ia mendapat 80 jahitan untuk menutup luka di sisi kanan wajahnya setelah serangan yang dilakukan oleh seorang simpatisan Korea Utara.