Pemerintah Jepang mengatakan akan melakukan pengujian tekanan pada semua reaktor nuklir di negara itu, untuk memastikan apakah reaktor-reaktor itu tahan bencana alam.
Menteri Perdagangan Banri Kaieda hari Rabu memberitahu para wartawan, uji-coba tersebut akan dilaksanakan pada ke-54 reaktor yang beroperasi, untuk menjamin tidak akan ada masalah dengan pasokan listrik.
Keputusan tersebut diambil setelah bencana di PLTN Fukushima Daiichi yang menimbulkan kebocoran radiasi ke udara, darat dan laut sejak gempa dan tsunami 11 Maret lalu. Bencana tersebut melumpuhkan sistem pendingan di Fukushima, yang memicu kerusakan besar pada tiga reaktor PLTN tersebut.
Kecelakaan tersebut merupakan krisis nuklir paling parah di dunia sejak bencana Chernobyl tahun 1986.
Sebelumnya, Menteri Rekonstruksi Jepang yang baru diangkat, hari Selasa mengundurkan diri terkait pernyataan yang menyinggung para korban selamat dari gempa bumi dan tsunami 11 Maret di negara itu.
Ryu Matsumoto meletakkan jabatan setelah bertemu Perdana Menteri Naoto Kan yang terpojok, hanya sepekan setelah Matsumoto diangkat untuk jabatan tersebut. Ini merupakan hal memalukan terbaru bagi Kan, yang ditekan untuk mundur terkait cara penanganannya dalam menanggapi bencana.
Matsumoto membuat berang para korban gempa bumi sewaktu hari Minggu lalu ia memarahi gubernur-gubernur prefektura Iwate dan Miyagi yang dilanda tsunami.
Ia mengatakan kepada gubernur Iwate bahwa pemerintah pusat tidak akan membantu masyarakat setempat yang tidak punya ide sendiri. Ia kemudian mengecam Gubernur Miyagi Yoshihiro Murai karena terlambat menghadiri pertemuan mereka.