Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan hari Rabu (12/5), negaranya siap meluncurkan "aplikasi kekebalan" digital yang bisa menunjukkan bukti vaksinasi bagi penduduk Jerman pada akhir Juni.
Spahn mengatakan kepada wartawan, sertifikat digital itu dirancang untuk memungkinkan orang lebih mudah membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi, sehingga bisa melakukan perjalanan ke berbagai daerah dan negara. Ia menambahkan, semua standar dan "persyaratan teknis" untuk sertifikasi telah disetujui, dan setelah pengujian regional selesai bulan depan, ia berharap siap disebarkan.
Menteri kesehatan itu mengatakan, tujuannya adalah agar sertifikasi itu sesuai dengan sistem sertifikasi yang kini sedang dikembangkan dan diperdebatkan oleh Uni Eropa. "Jika kami berhasil melakukan ini untuk UE dalam beberapa minggu mendatang, maka kemungkinan kami akan menetapkan tolok ukur dunia," kata Spahn. Ia mencatat, tidak ada negara lain yang menyetujui sistem itu pada tingkat nasional.
Sementara pejabat UE ingin mengijinkan orang masuk tanpa syarat ke negara-negara anggotanya, sebagian negara menolak untuk menyerahkan kontrol terhadap perbatasan mereka sendiri.
Spahn mengatakan kabar baiknya, tingkat penularan COVID-19 menurun untuk semua kelompok usia dan sedikitnya sepertiga dari penduduk Jerman telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin. Sekitar 10 % dari penduduk Jerman telah divaksinasi penuh.
Berbicara pada jumpa pers yang sama, Lothar Wieler, kepala Institut Penyakit Menular Robert Koch (RKI) di Jerman, mengatakan kepada wartawan, anak sekolah dan dewasa muda tetap menjadi kelompok dengan tingkat penularan tertinggi, dengan lebih dari 150 penularan COVID-19 per 100.000 orang. [ps/lt]