Setelah hampir setengah abad berada di panggung politik Amerika, Joe Biden, Kamis malam (20/8), menerima nominasi Partai Demokrat untuk menjadi calon presiden dalam pemilu 3 November. Ia mengatakan kepada rakyat Amerika bahwa sudah waktunya untuk menyingkirkan Presiden Donald Trump, dari Partai Republik, setelah satu masa jabatan di Gedung Putih.
“Bersatu kita bisa, dan akan, mengatasi masa kegelapan di Amerika,” kata Biden sementara AS menghadapi pandemi virus corona yang tiada henti dan jutaan orang kehilangan pekerjaan. “Kita akan memilih harapan di atas ketakutan, fakta di atas fiksi, keadilan di atas hak-hak istimewa,” lanjutnya.
Dalam pidato selama hampir setengah jam, Biden berpendapat Trump “tidak mau bertanggung jawab” atas penyebaran penyakit menular itu dan “menolak untuk memimpin.”
“Setelah sekian lama,” ujar Biden, “presiden ini masih tidak punya suatu rencana” untuk memerangi pandemi. Biden berpendapat Trump gagal melindungi Amerika, dan hal tersebut tidak bisa dimaafkan.
Pidato Biden, dari kota asalnya, Wilmington, Delaware, disampaikan pada hari ke-empat sekaligus terakhir Konvensi Nasional Partai Demokrat yang diselenggarakan secara virtual. Acara ini dipenuhi dengan pidato berupa siaran langsung maupun rekaman yang berisi pujian terhadap Biden dan serangan terhadap kepresidenan Trump.
Trump dan partai Republik akan menanggapinya pada konvensi nasional empat hari yang juga berlangsung virtual mulai Senin. Trump, dalam kunjungan hari Kamis ke Old Forge, Pennsylvania, di dekat rumah masa kecil Biden di Scranton, meramalkan serangan mendatang dari partainya.
“Kalau Anda ingin membayangkan kehidupan di bawah kepresidenan Biden, pikirkan puing-puing membara di Minneapolis, anarki dengan kekerasan di Portland, trotoar berlumuran darah di Chicago, dan bayangkan kekacauan yang terjadi di kota Anda dan setiap kota di Amerika,” kata Trump kepada para pendukungnya beberapa jam sebelum Biden berpidato.
Biden, yang selama 36 tahun menjadi senator dan delapan tahun menjadi wakil presiden pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama, tidak pernah sekalipun menyebut nama Trump, tetapi berulang kali menyerang masa 3,5 tahun kepemimpinannya sebagai pemimpin AS.
Biden menuduh Trump bersahabat dengan para diktator di luar negeri sambil menyurutkan hubungan dengan sekutu-sekutu tradisional, mengancam stabilitas finansial pensiun serta layanan kesehatan bagi warga lansia Amerika, dan secara khusus menyoroti kegagalan Trump mengatasi keprihatinan lama mengenai ketidakadilan rasial di AS. [uh/ab]