Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Rabu (19/8), menyerang Presiden Donald Trump. Obama menyebut Trump sangat tidak layak menjadi presiden.
Seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Obama berpendapat sangat penting untuk memilih mantan wakilnya, Joe Biden, untuk memastikan kelangsungan demokrasi Amerika.
“Ia terlihat tidak tertarik untuk melakukan pekerjaan itu; tidak tertarik untuk menemukan kesamaan; tidak tertarik menggunakan kekuatan luar biasa dari kantornya untuk membantu siapa pun kecuali dirinya sendiri dan teman-temannya; tidak tertarik untuk menjalankan tugas kepresidenan kecuali sebagai tontonan satu reality show lagi yang dia gunakan untuk mendapatkan perhatian yang sangat dibutuhkan,” kata Obama tentang Trump pada malam ketiga Konvensi Nasional Demokrat.
Obama menyalahkan Trump atas kematian 170 ribu orang Amerika karena virus corona. Ia juga menyalahkan Trump karena jutaan orang yang kehilangan pekerjaan akibat resesi, dan memudarnya prinsip-prinsip demokrasi negara di dalam dan luar negeri.
“Donald Trump tidak berkembang sesuai tuntutan pekerjaannya karena dia tidak bisa melakukannya,” kata Obama. "Dan konsekuensi dari kegagalan itu parah."
Trump menanggapi penampilan Obama dengan huruf kapital semua dalam cuitan di Twitter. Trump berpendapat Obama memutuskan untuk mendukung Biden hanya setelah para pesaingnya di Demokrat mundur dari kontestasi. Menurut Trump, hal itu menunjukkan keraguan tentang pencalonan Biden.
Namun pada Rabu (19/8), Obama menyampaikan dukungan penuh untuk Biden dan calon wakil presiden Kamala Harris. Obama mengatakan mereka "benar-benar peduli dengan setiap orang Amerika, dan mereka sangat peduli dengan demokrasi ini."
Biden (77 tahun) secara resmi dinominasikan pada Selasa (18/8) malam untuk menghadapi Trump (74 tahun) dalam pemilihan presiden pada 3 November. Obama (59 tahun) tak henti-hentinya memuji mantan wakil presidennya, dengan mengatakan Biden menjadi "saudara" baginya.
"Selama delapan tahun, Joe adalah orang terakhir di ruangan itu setiap kali saya menghadapi keputusan besar," katanya. “Dia menjadikan saya presiden yang lebih baik - dan dia memiliki karakter serta pengalaman untuk membuat kita menjadi negara yang lebih baik.”
"Satu-satunya jabatan konstitusi yang dipilih oleh seluruh rakyat adalah kepresidenan," katanya. “Jadi paling tidak, kita harus mengharapkan seorang presiden merasa bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan 330 juta kita semua. ... Tapi kita juga harus mengharapkan seorang presiden menjadi jagoan demokrasi ini. "
Trump, katanya, telah gagal dalam ujian tersebut.
Obama yang emosional mendesak orang Amerika untuk melaksanakan hak pilih mereka. Dia memperingatkan bahwa Trump dan sekutu Republiknya hanya bisa menang dengan menekan dan merusak suara, bukan berdasarkan kebijakan mereka.
“Jangan biarkan mereka merampas kekuasaan Anda,” kata Obama. “Jangan biarkan mereka merampas demokrasi Anda. Buat rencana sekarang tentang bagaimana Anda akan terlibat dan memberikan suara.” [ah/ft]