Presiden Joko Widodo mengimbau kepada semua pihak, terutama media, untuk tidak membeberkan identitas pasien yang terinfeksi virus korona. Sebelumnya, kemarin, Jokowi mengungkapkan ada dua WNI di Indonesia yang terkena virus Korona.
Menurutnya, dengan membeberkan identitas pasien tersebut, sama saja dengan melanggar hak privasi kedua pasien tersebut.
“Saya perintahkan ke Menteri untuk mengingatkan agar rumah sakit, agar pejabat pemerintah itu tidak membuka privasi pasien. Kita harus menghormati kode etik, hak-hak pribadi penderita korona harus dijaga, tidak boleh itu dibuka ke publik, ini etika kita dalam berkomunikasi. Media juga harus menghormati privasi mereka sehingga secara psikologi mereka tidak tertekan, dan bisa segera pulang dan sembuh kembali,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/3).
Ditambahkannya, ia juga berpesan kepada masyarakat agar jangan panik dengan menyerbu supermarket dan memborong semua kebutuhan pokok. Justru, tindakan panik tersebut berpotensi menimbulkan kelangkaan barang. Pemerintah, kata Jokowi menjamin ketersediaan kebutuhan pokok, termasuk masker yang dikabarkan sudah langka dan harganya menjadi mahal. Berdasarkan data yang ia peroleh di Indonesia masih tersedia 50 juta masker.
Ia pun menegaskan akan menindak siapa saja pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menimbun barang kebutuhan pokok, dan masker kemudian menjualnya kembali dengan harga yang mahal.
“Saya juga memerintahkan Kapolri menindak tegas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum seperti ini yang menimbun masker dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi. Hati-hati ini yang saya peringatkan,” tegasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan agar tetap menjaga kebersihan untuk mencegah penyebaran virus korona ini dengan sering mencuci tangan.
Pemerintah Berencana Bangun RS Khusus Virus Korona
Presiden Jokowi mengungkapkan rencananya untuk membangun rumah sakit khusus untuk virus Korona di Pulau Galang, Batam Kepulauan Riau.
Dijelaskannya, pemerintah akan melakukan renovasi terhadap fasilitas kesehatan yang memang sudah ada di sana sebelumnya, khusus untuk penanganan virus korona.
“Saya tadi tidak akan membangun, karena fasilitas itu sudah ada tapi lama tidak digunakan, akan direnovasi dalam waktu yang sangat cepat sehingga persiapan kita akan memiliki Pulau Sebaru, kita memiliki Pulau Galang, di Natuna, sehingga ada pilihan-pilihan tidak semua harus dibawa ke satu tempat di Pulau Sebaru,” jelas Jokowi.
Jokowi mengatakan, walaupun kini terdapat 132 rumah sakit yang dilengkapi fasilitas isolasi fasilitas-fasilitas khusus di pulau-pulau tersebut tetap diperlukan.
Jokowi Tunjuk Jubir Virus Korona
Sementara itu, Menteri Kesehatan Dr Terawan mengatakan bahwa Jokowi sudah menunjuk juru bicara khusus untuk virus korona, yaitu dr Achmad Yurianto, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan. Terawan mengatakan, salah satu pertimbangan menunjuk Achmad Yurianto sebagai juru bicara, adalah pemahaman tentang data-data dari virus korona tersebut.
“Jadi sesuai dengan arahan Bapak Presiden, dan sudah ditunjuk juru bicara untuk menangani ini semua, namanya dr Achmad Yurianto. Beliau yang terbekali dengan semua data yang ada, baik data mengenai kasus yang kemarin sudah diumumkan dan semua betul-betul akan terkonsentrasi di satu juru bicara. Yaitu dr Achmad Yurianto. Saya akan men-support beliau terus di bidang data di bidang apapun supaya terjadi efisiensi dari tenaga supaya saya betul-betul bisa konsentrasi dengan baik. Apa yang bisa saya lakukan, nanti sewaktu-waktu beliau kelelahan, ya ganti saya, gantian terus,” ujar Terawan.
Dalam kesempatan yang sama Dr Achmad Yurianto mengatakan kasus virus korona di daratan China sendiri sudah menurun, di mana tambahan kasusnya hanya sebanyak 120 kasus. Namun, kasus di luar China justru malah meningkat. Hampir 81 persen tambahan kasus, kata Yuri, tercatat di Korea Selatan, Iran, Jepang dan Italia.
Ia juga menjelaskan keadaan terkini dua orang pasien yang positif virus korona yang sedang dirawat di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso. Menurut Yuri, keduanya menunjukkan perbaikan.
“Dua orang WNI kita yang confirmed positif, kondisinya bagus. Tidak menggunakan selang oksigen karena memang tidak sesak. Tidak memerlukan infus karena memang tidak ada kedaruratan. Dan kemudian keluhan terakhir hanya masih batuk, tidak panas sama sekali. Ini yang kondisi fisiknya. Kemudian dari tracking yang kita lakukan karena satu keluarga ini tinggal berempat, dua orang yang lain yaitu kakak dan pembantunya sudah kita tracking dan dua-duanya negatif,” jelas Yuri.
Pihaknya, kata Yuri juga akan melacak teman daripada pasien positif korona yang kurang lebih berjumlah 50 orang dari berbagai negara tersebut.
“Kemudian kita juga akan mencoba tracking di teman-temannya yang ikut pesta. Yang sejumlah kurang lebih 50 orang tetapi multinasional dari beberapa kebangsaan. Ini sedang kita lakukan tracking. Ini untuk situasi terakhir di kasus positif kita,” papar Yuri.
Hingga saat ini, pihaknya sudah memeriksa 155 spesimen orang-orang yang diduga terjangkit virus korona. korona. Dari seluruh spesimen yang berasal dari 44 rumah sakit di 23 provinsi ini, dua spesimen positif terjangkit virus korona sementara dua spesimen lainnya belum tuntas diperiksa. [gi/ab]