Perdana Menteri Inggris Theresa May berjuang keras, Rabu (14/11), untuk meyakinkan Kabinetnya atas rancangan persetujuan Brexit yang berhasil dicapai perunding Inggris setelah terjadi perundingan yang alot selama berbulan-bulan dengan Uni Eropa. Setelah berlangsung pertemuan kabinet selama lima jam, akhirnya May memperoleh dukungan menteri-menterinya.
Lamanya pertemuan itu, menunjukkan bagaimana rancangan persetujuan setebal 500 halaman itu menjadi sumber pertikaian di dalam partai Konservatif, dan juga di parlemen, yang akan memberi kata akhir apakah akan meloloskannya atau tidak.
Dalam pertemuan di Parlemen, Perdana Menteri May diserang oleh anggota Konservatif yang tidak puas, sehingga pengumuman persetujuan itu dibatalkan. Rencana untuk memberikan pernyataan bersama di London dan Brussels juga dibatalkan.
Ketika berita bahwa rancangan itu telah disetujui, pendukung Brexit garis keras menyerang persetujuan itu, dan mantan Menteri Luar Negeri Boris Johnson, yang mengundurkan diri tahun ini, mendesak para menteri agar bergabung dengan dirinya untuk menentang kesepakatan itu. Partai-partai oposisi juga mengumumkan penentangan mereka, padahal persetujuan itu belum diterbitkan. [jm]
