Kabinet Lebanon, pada Kamis (27/7), gagal menunjuk pengganti kepala bank sentral yang pensiun. Kekosongan pimpinan mengakibatkan perekonomian negara tersebut semakin terbebani.
Setelah 30 tahun menjabat kepala bank sentral, Riad Salameh, 72, pada Senin (24/7), meninggalkan jabatannya. Ia menghadapi tuduhan mencakup korupsi uang rakyat, yang telah ia bantah. Rapat kabinet Kamis membahas pemilihan gubernur baru dibatalkan setelah terlalu sedikit menteri yang hadir.
Undang-undang Lebanon mewajibkan empat wakil gubernur bank sentral yang paling senior untuk mengisi jika jabatan itu kosong, tetapi mereka semua mengancam akan mengundurkan diri jika tidak ada gubernur tetap yang diangkat.
Perselisihan politik telah menghambat perdana menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mendapatkan pengganti Salameh. Perpecahan yang lebih luas juga membuat kursi kepresidenan kosong dan negara itu berjalan tanpa kabinet yang diberdayakan penuh selama lebih dari setahun.
Para pemimpin Lebanon telah gagal memberlakukan semua reformasi yang diminta pemberi pinjaman internasional untuk mengucurkan dana miliaran dolar yang dibutuhkan guna menyelamatkan perekonomian.
Bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan, kegagalan Lebanon untuk menerapkan reformasi dapat menimbulkan konsekuensi yang "tidak bisa diubah" dan semakin membahayakan stabilitas ekonomi dan sosial di negara tersebut. [ka/jm]
Sejumlah informasi dalam artikel ini diambil dari Reuters dan Agence France-Presse.
Forum