Para pejabat di Afghanistan menolak laporan investigasi baru yang diterbitkan dalam bahasa Inggris, yang mengklaim bahwa pendiri Taliban, Mullah Mohammad Omar, menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di Afghanistan, bukan di Pakistan.
Pejabat-pejabat di Washington DC dan Kabul telah sejak lama menegaskan bahwa Mullah Omar berlindung di Pakistan setelah koalisi militer pimpinan Amerika menyingkirkan Taliban dari kekuasaan karena menyembunyikan para pemimpin Al Qaeda yang dituduh mengatur serangan teroris 11 September 2001.
“Berita yang muncul menunjukkan bahwa Amerika dan hampir semua pihak, salah,” ujar laporan yang diterbitkan oleh Zomia Center yang berkantor di New York.
Laporan Zomia itu didasarkan pada temuan utama dalam sebuah buku yang ditulis wartawan independen Bette Dam berjudul “Searching for an Enemy,” yang dipublikasikan di Belanda, Februari lalu. Dam telah mengirim laporan dari Afghanistan sejak tahun 2006.
“Setelah tahun 2001, Mullah Omar tidak pernah menginjakkan kaki di Pakistan, sebaliknya ia memilih bersembunyi di negara asalnya – dan selama delapan tahun ia tinggal hanya beberapa mil dari sebuah pangkalan militer Amerika ‘US Forward Operating Base’ yang dihuni ribuan tentara,” tulis laporan itu.
Zomia Center, yang merupakan prakarsa “Center on the Future of War” di Arizona State University dan badan kajian yang non partisan “New America” yang berkantor di Washington DC, mengatakan bahwa kajiannya didasarkan pada wawancara dengan para pejabat dan mantan pejabat pemerintah Afghanistan. Laporan itu mengatakan penulis juga berbicara dengan sejumlah anggota badan intelijen Afghanistan, National Directorate of Security NDS.
Pejabat-pejabat Amerika belum memberikan komentar atas laporan itu.
“Kami sangat menolak klaim delusional ini dan kami melihatnya sebagai upaya untuk menciptakan dan membangun identitas bagi Taliban dan para pendukung asing mereka,” ujar juru bicara kepresidenan Afhanistan di Twitter hari Senin (11/3). Ditambahkannya, “kami memiliki bukti cukup yang menunjukkan bahwa Mullah Omar tinggal dan meninggal di Pakistan,” ujar Haroon Chakhansuri.
Kantor kepresidenan Afghanistan adalah yang pertama kali mengumumkan pada Juli 2015, dengan mengutip pada “informasi yang kredibel,” bahwa pemimpin Taliban itu meninggal dua tahun sebelumnya (tahun 2013. red), setelah sakit berkepanjangan, di sebuah rumah sakit di Karachi, kota terbesar di Pakistan.
Beberapa hari kemudian Taliban mengukuhkan berita kematiannya, tetapi bersikeras bahwa ia meninggal di Afghanistan.
Laporan kelompok riset Amerika itu mencatat bahwa Mullah Omar menolak pergi ke Pakistan karena “ketidakpercayaan yang mendalam terhadap negara itu, sementara keterlibatannya dalam pemberontakan sangat kecil.”
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan temuan laporan itu “secara faktual benar,” dan secara tepat mengidentifikasi pengawal yang menjadi mitra dan pembantu Omar selama 13 tahun di tempat persembunyiannya di bagian selatan propinsi Zabul. [em]