Dalam sidang dengar pendapat hari Rabu (11/3), pihak berwenang Kanada mengatakan Jhanzab Malik – yang mengaku mendukung ISIS dan Al-Qaida, serta telah mengikuti pelatihan di Libya – mengatakan kepada polisi yang menyamar tentang rencananya, yang menggunakan pengendali bahan peledak jarak jauh.
Malik yang berusia 33 tahun dan datang ke Kanada tahun 2004 sebagai mahasiswa, serta menjadi penduduk tetap tahun 2009 itu ditangkap hari Senin lalu (9/3). Pemerintah Kanada sedang berupaya mendeportasinya. Belum jelas mengapa ia tidak dituntut dengan pasal kriminal apapun. Ia diperintahkan untuk tetap ditahan menunggu proses deportasi.
Dalam kesimpulan sidang dengar pendapat hari Rabu di Dewan Imigrasi dan Pengungsi Kanada, tim pengacara pemerintah mengatakan Malik berupaya meradikalisasi seorang polisi yang menyamar dan telah menjadi temannya, dengan menunjukkan kepada polisi itu video pemenggalan kepala oleh ISIS.
Tim jaksa mengatakan Malik mengatakan kepada polisi itu bahwa ia adalah “teman pribadi” ustad radikal kelahiran Amerika Anwar Al-Awlaki, yang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak Amerika di Yaman tahun 2011 tetapi khutbah-khutbahnya tetap berpengaruh dan beredar luas di internet.
Malik yang ditahan di penjara Ontario mengikuti jalannya sidang dengar pendapat penahanannya melalui video-telekonferensi. Ia akan dihadirkan dalam sidang dengar pendapat lainnya hari Senin (16/3). Seorang pengacara Malik belum menjawab pesan Associated Press untuk memberi komentar atas sidang tersebut.
Menteri Urusan Keamanan Publik Kanada Steven Blaney menyebut Malik sebagai “pendukung ISIS” yang “diduga berencana melakukan serangan teroris di Kanada” dan mengucapkan terima kasih kepada pihak berwenang atas upaya mereka.
