Tautan-tautan Akses

Kapal Tanker Terbakar di Laut Merah Usai Serangan oleh Houthi


Kapal tanker berbendera Yunani, Sounion, ketika berlabuh di Yarimca, Teluk Izmit, di timur Istanbul, Turki, 31 Mei 2024. (Foto: Yoruk Isik/Reuters)
Kapal tanker berbendera Yunani, Sounion, ketika berlabuh di Yarimca, Teluk Izmit, di timur Istanbul, Turki, 31 Mei 2024. (Foto: Yoruk Isik/Reuters)

Sebuah kapal tanker minyak berbendera Yunani terbakar pada Jumat (23/8) setelah diserang oleh pemberontak Houthi Yaman minggu ini. Pihak berwenang mengatakan kapal tersebut sekarang tampak terombang-ambing di Laut Merah.

Belum jelas apa yang terjadi pada kapal tanker minyak Sounion, yang ditinggalkan oleh awaknya pada Kamis (22/8) dan dilaporkan berlabuh di tempatnya.

Kelompok Houthi tidak segera mengakui adanya kebakaran tersebut. Para pemberontak diduga telah kembali dan menyerang setidaknya satu kapal lain yang kemudian tenggelam sebagai bagian dari kampanye mereka selama berbulan-bulan melawan pelayaran di Laut Merah selama perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Serangan-serangan tersebut telah mengganggu jalur perdagangan yang biasanya dilalui pengiriman barang senilai $1 triliun setiap tahunnya.

Pusat Operasi Perdagangan Maritim (United Kingdom Maritime Trade Operations/UKMTO) milik militer Inggris melaporkan kebakaran tersebut dalam sebuah catatan kepada para pelaut pada Jumat (23/8) malam.

“UKMTO telah menerima laporan bahwa telah terjadi tiga kebakaran di kapal,” kata pusat tersebut. “Kapal itu tampaknya hanyut.”

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS), yang berbicara tanpa menyebut nama saat membahas masalah intelijen, mengatakan para pejabat AS mengetahui kebakaran tersebut dan terus memantau situasi.

Menurut misi angkatan laut Aspides Uni Eropa di Laut Merah pada Kamis (22/8), kapal itu diawaki oleh 25 anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Filipina dan Rusia, serta empat personel keamanan swasta, yang dibawa oleh kapal perusak Prancis ke dekat Djibouti.

Kapal Sounion membawa 150.000 ton minyak mentah dan menimbulkan “bahaya navigasi dan lingkungan,” misi tersebut memperingatkan. “Penting bagi semua orang di kawasan ini untuk berhati-hati dan menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat memperburuk situasi saat ini.”

Houthi telah menargetkan lebih dari 80 kapal dengan rudal dan drone sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu. Mereka menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal dalam serangan yang juga menewaskan empat pelaut.

Rudal dan drone lainnya telah dicegat oleh koalisi pimpinan AS di Laut Merah atau gagal mencapai sasarannya.

Para pemberontak menyatakan bahwa mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, Amerika Serikat atau Inggris untuk memaksa diakhirinya serangan Israel terhadap Hamas di Gaza. Namun, banyak kapal yang diserang tidak ada hubungannya dengan konflik tersebut, termasuk beberapa kapal yang berlayar menuju Iran.

Ketika Iran mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, militer AS memerintahkan kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln untuk berlayar lebih cepat ke wilayah tersebut. Kamis (22/8) pagi, Komando Pusat militer AS mengatakan bahwa Lincoln telah mencapai perairan Timur Tengah, tanpa menjelaskan lebih lanjut. [ft]

XS
SM
MD
LG