Tautan-tautan Akses

AS Jatuhkan Sanksi, Menyasarkan Perdagangan Houthi dan Hizbullah


FILE - Militan Houthi mengamankan sekitar kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, tempat berlangsungnya aksi protes, menuntut pembukaan kembali bandara Sanaa di Sanaa, Yaman, 10 Desember 2018. (Khaled Abdullah/REUTERS)
FILE - Militan Houthi mengamankan sekitar kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, tempat berlangsungnya aksi protes, menuntut pembukaan kembali bandara Sanaa di Sanaa, Yaman, 10 Desember 2018. (Khaled Abdullah/REUTERS)

Amerika mengeluarkan lebih banyak sanksi yang menarget jaringan perdagangan Houthi dan Hizbullah, Kamis (15/8), kata Departemen Keuangan AS, selain juga meningkatkan tekanan terhadap Teheran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran.

Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan mengatakan, pihaknya menarget perusahaan-perusahaan, para individu, dan kapal-kapal yang dituduh terlibat dalam pengiriman komoditas Iran, termasuk minyak dan bahan bakar gas cair (LPG) ke Yaman dan Uni Emirat Arab, untuk sebuah jaringan pejabat keuangan Houthi.

Dikatakan, pendapatan dari jaringan Sa’id al-Jamal membantu membiayai kelompok Houthi yang menarget pelayaran di Laut Merah dan prasarana sipil. Serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah oleh militan Houthi yang bersekutu dengan Iran mengganggu rute pelayaran penting bagi perdagangan timur-barat. Serangan itu berdampak pada perubahan rute pengiriman yang berkepanjangan, sehingga mendorong tarif angkutan lebih mahal dan menyebabkan kemacetan lalu-lintas kapal di pelabuhan Asia dan Eropa.

Pada hari Kamis, yang juga menjadi sasaran adalah pengiriman LPG Hizbullah, termasuk penunjukan manajer dan operator kapal yang berpusat di Hong Kong serta beberapa kapal tanker.

Departemen Keuangan AS mengatakan, Grup Talaqi yang dikuasai Hizbullah menggunakan dua kapal tanker itu untuk mengirim LPG bernilai puluhan juta dolar dari Iran ke China.

“Tindakan ini menggarisbawahi tekad berkelanjutan kami untuk mengganggu sumber utama pendanaan Iran, untuk proksi teroris wilayahnya seperti Hizbullah Lebanon dan Houthi,” kata Penjabat Wakil Menteri Terorisme dan Intelijen Keuangan Departemen Keuangan AS, Bradley Smith.

“Pesan kami jelas: siapa pun yang berupaya mendanai aktivitas destabilisasi kelompok itu, akan dituntut pertanggungjawabannya.”

Tindakan yang diambil itu membekukan semua aset mereka yang menjadi sasaran di AS dan secara umum melarang orang Amerika berurusan dengan mereka. Lembaga keuangan dan pihak lain yang melakukan transaksi tertentu dengan mereka, juga berisiko terkena sanksi. [ps/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG