Tautan-tautan Akses

Kapal Tanker Minyak Yunani Hanyut dan Terbakar Akibat Serangan di Laut Merah


FILE - Seorang anggota kru mengamati dari anjungan kapal perusak U.S.S. Gravely (DDG 107) di Laut Merah bagian selatan, Selasa, 13 Februari 2024. (Bernat Armangue/AP)
FILE - Seorang anggota kru mengamati dari anjungan kapal perusak U.S.S. Gravely (DDG 107) di Laut Merah bagian selatan, Selasa, 13 Februari 2024. (Bernat Armangue/AP)

Sebuah kapal tanker minyak berbendera Yunani, yang melakukan perjalanan melalui Laut Merah diserang berulang kali, Rabu (21/8). Serangan yang diduga dilakukan oleh pemberontak Houthi di Yaman, mengakibatkan kapal tersebut “tidak terkendali” dan terbakar setelah, kata militer Inggris.

Serangan tersebut, merupakan serangan yang paling serius di Laut Merah dalam beberapa pekan terakhir. Rangkaian Sserangan itu terjadi sepanjang kampanye Houthi selama berbulan-bulan dan menarget kapal-kapal, karena perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Serangan ini yang telah mengganggu jalur perdagangan yang biasanya dilalui kargo senilai $1 triliun setiap tahunnya itu.

Dalam serangan itu, orang-orang yang berada di kapal-kapal kecil pertama kali melepaskan tembakan dengan senjata ringan sekitar 140 kilometer dari sebelah barat kota pelabuhan Hodeida di Yaman yang dikuasai pemberontak, kata Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO ) yang berada di bawah pengawasan militer Inggris.

Empat proyektil juga menghantam kapal tersebut, tambahnya. Belum jelas apakah yang dimaksud adalah drone atau rudal. “Kapal tersebut melaporkan tidak berada di bawah komando,” kata UKMTO, kemungkinan berarti kapal tersebut kehilangan seluruh kekuatan. "Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan."

Belakangan, UKMTO memperingatkan bahwa kapal tersebut hanyut saat terbakar di Laut Merah.

Kementerian pelayaran Yunani kemudian mengidentifikasi kapal tersebut sebagai kapal tanker Sounion, yang membawa 25 awak pada saat serangan terjadi dalam perjalanan dari Irak ke Siprus.

Kelompok Houthi tidak segera mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan biasanya diperlukan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari sebelum mereka mengakui serangan mereka.

Houthi telah menarget lebih dari 80 kapal dengan rudal dan drone sejak perang di Gaza dimulai pada bulan Oktober. Mereka menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal dalam aksinya yang juga menewaskan empat pelaut.

Rudal-rudal dan drone-drone lainnya telah dicegat oleh koalisi pimpinan AS di Laut Merah atau gagal mencapai sasarannya.

Para pemberontak menyatakan bahwa mereka menarget kapal-kapal yang terkait dengan Israel, Amerika Serikat atau Inggris untuk memaksa diakhirinya perang Israel melawan Hamas di Gaza. Namun, banyak kapal yang diserang tidak ada hubungannya dengan konflik tersebut, termasuk beberapa kapal yang berlayar menuju Iran.

Houthi juga telah meluncurkan drone dan rudal ke Israel, termasuk serangan pada 19 Juli yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya di Tel Aviv. Israel membalas keesokan harinya dengan serangan udara di Hodeida yang menghantam depot bahan bakar dan stasiun listrik, menewaskan dan melukai sejumlah orang, kata pemberontak.

Setelah serangan tersebut, kelompok Houthi menghentikan serangan mereka hingga 3 Agustus, sewaktu mereka menyerang sebuah kapal kontainer berbendera Liberia yang sedang melakukan perjalanan melalui Teluk Aden. Sebuah kapal tanker minyak berbendera Liberia menjadi sasaran serangkaian serangan yang sangat intens mulai 8 Agustus, yang kemungkinan besar dilakukan oleh pemberontak. Serangan serupa juga terjadi pada 13 Agustus.

Tiga serangan terakhir baru-baru ini, termasuk serangan pada ri Rabu, menarget kapal-kapal yang terkait dengan Delta Tankers, sebuah perusahaan Yunani.

Ketika Iran mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, militer AS memerintahkan kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln untuk berlayar lebih cepat ke wilayah tersebut. Amerika juga telah memerintahkan kapal selam berpeluru kendali USS Georgia ke Timur Tengah, sedangkan kelompok penyerang kapal induk USS Theodore Roosevelt berada di Teluk Oman.

Jet-jet tempur F-22 tambahan telah terbang ke wilayah tersebut dan USS Wasp, sebuah kapal serbu amfibi besar yang membawa jet-jet tempur F-35, berada di Laut Mediterania. [ab/ns]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG