Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan pada hari Jumat (8/4) bahwa sebuah kapal tanker minyak tua yang terabaikan yang membawa lebih dari satu juta barel minyak adalah “bom waktu” yang terus berdetak dengan “risiko yang akan segera terjadinya” tumpahan besar di lepas pantai Yaman yang dapat menelan biaya sekitar $20 miliar untuk pembersihannya.
“Jika itu terjadi, tumpahan itu akan melepaskan bencana ekologis dan kemanusiaan besar-besaran yang berpusat di negara yang telah hancur karena perang lebih dari tujuh tahun,” kata Koordinator Kemanusiaan dan Kependudukan PBB untuk Yaman David Gressly kepada para wartawan.
Penyimpan minyak terapung bernama "FSO Safer" itu adalah satu lagi korban dalam perang antara pemerintahan Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi yang didukung Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran.
Para pejabat PBB telah mencari akses ke kapal selama lebih dari tiga tahun untuk mengevaluasi keamanannya, melakukan perbaikan ringan dan akhirnya menariknya ke pelabuhan yang aman untuk mengeluarkan minyak dari kapal itu. Tetapi pemberontak Houthi yang menguasai daerah itu telah berulang kali mengingkari janji untuk mengizinkan hal itu terjadi.
FSO Safer belum pernah mendapat perawatan sejak 2015 karena perang dan hanya beberapa awak berada di kapal itu. Gressly mengatakan kapal itu sekarang tidak bisa diperbaiki lagi. [lt/pp]