Kepala Kepolisian Indonesia telah diminta untuk mengusut tuntas kasus terdakwa mafia pajak, Gayus Tambunan yang bisa bebas keluar dari tahanan. Dalam lima bulan terakhir terdakwa kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan terbiasa meninggalkan sel sempit di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menemukan indikasi bahwa Gayus hanya menghuni tahanan ketika dia hendak dibawa ke persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen I Ketut Untung Yoga mengatakan pihak kepolisian saat ini telah membentuk tim sendiri untuk mengusut kasus Gayus Tambunan. Pihaknya, kata Untung Yoga mengakui bahwa Gayus bisa keluyuran karena ulah Kepala Rumah Tahanan Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Komisaris Iwan Siswanto beserta delapan anak buahnya.
Kepala Rutan telah menerima suap dari Gayus sebesar 50-60 juta rupiah. Sedangkan lima brigadir polisi bawahan kepala Rutan menerima 5-6 juta rupiah, namun Untung Yoga tidak dapat memastikan apakah suap tersebut merupakan tarif sekali keluar tahanan atau upeti total yang diterima polisi.
Menurut Untung Yoga, saat ini kesembilan orang itu telah menjadi tersangka.
Katanya: "Sejak tanggal 7 maraton diperiksa dan tanggal 8 mulai ditahan oleh Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (Bareskrim). Menerima suapnya variatif yah, satu sama lain variatif tapi yang terbesar kepala rutan sendiri."
Sekertaris Jenderal Transparency International Indonesia, Teten Masduqi mengatakan harus ada tindakan yang tegas dari kepala Kepolisian kepada polisi yang terlibat, karena hal ini semakin mencoreng institusi Polri.
Katanya: "Aparat sudah tidak punya lagi rasa takut terhadap pengawasan masyarakat sebab kasus Gayus ini kan sedang dalam sorotan, proses hukumnya mendapatkan liputan media, perhatian masyarakat tapi masih berani. Jadi ini harus ada tindakan tegas bagi apara polisi yang melakukan. Jadi ini tidak boleh lagi tindakan yang ringan, ini harus sekeras-kerasnya supaya ada perhatian."
Sementara itu, Ketua Indonesia Police Watch, Neta S. Pane meminta Kapolri segera membentuk tim independent untuk mengusut tuntas kasus Gayus Tambunan. Para anggota tim tersebut harus berasal dari luar pihak kepolisian.
Neta S.Pane mengatakan: "Perlu ada tindak lanjut bahwa seorang Ka.Rutan itu tidak mungkinlah dia berani untuk melepaskan Gayus, seorang tersangka kakap kemudian mendapat sorotan publik kalau tidak ada orang-orang tertentu yang pangkatnya lebih tinggi dari dia memerintahkan. Sebab itulah kasus ini harus ditangani secara independen.
Kasus bisa keluarnya Gayus dari tahanan mencuat ketika beberapa fotografer media massa mengambil fotonya ketika sedang menyaksikan pertandingan tennis Internasional di Nusa Dua, Bali. Sejumlah fotografer itu sebelumnya diberitahu oleh seorang penjaga karcis yang telah melihat orang yang mirip dengan Gayus, bedanya saat itu, si pria seperti mengenakan wig.