Tautan-tautan Akses

Kasus Harian COVID-19 di India Tembus 400 Ribu


Seorang perempuan dengan masalah pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah penyebaran COVID-19, di Ghaziabad, India, 24 April 2021. (Foto: Reuters)
Seorang perempuan dengan masalah pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah penyebaran COVID-19, di Ghaziabad, India, 24 April 2021. (Foto: Reuters)

India mencatat lebih dari 400 ribu kasus COVID-19 baru untuk pertama kalinya pada hari Sabtu (1/5) ketika negara itu sedang memerangi gelombang kedua virus corona. Upaya vaksinasi besar-besaran yang dilakukan pemerintah terhambat di beberapa daerah akibat kekurangan vaksin.

Pihak berwenang melaporkan adanya 401.993 kasus baru dalam 24 jam sebelumnya, setelah 10 hari berturut-turut mencatat lebih dari 300 ribu kasus harian. Kementerian kesehatan federal mengatakan kematian melonjak ke angka 3.523, menjadikan total korban tewas di negara itu 211.853.

Lonjakan infeksi telah membanjiri rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium, serta membuat banyak keluarga berebut untuk mendapatkan obat-obatan langka dan oksigen. Dan sementara India adalah produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia, kekurangan vaksin di beberapa negara bagian menghambat vaksinasi untuk semua orang dewasa.

Arvind Kejriwal, menteri utama negara bagian Delhi yang terpukul paling parah pada hari Jumat (30/4) mendesak orang-orang untuk tidak mengantre di pusat vaksinasi, menjanjikan lebih banyak vaksin akan tiba "besok atau lusa."

Negara bagian Odisha Timur mengatakan pada hari Jumat (30/4) bahwa pihaknya telah menerima kiriman 150 ribu vaksin tetapi hanya akan cukup untuk beberapa orang karena karantina wilayah yang menyulitkan pergerakan.

Di Ahmedabad, kota komersial utama di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat, ratusan orang berbaris untuk mendapatkan vaksinasi.

India telah menerima 150 ribu dosis vaksin Sputnik-V dari Rusia dan akan menerima jutaan dosis lagi, kata juru bicara kementerian luar negeri India pada hari Sabtu.

Sementara itu, kelangkaan oksigen medis telah mengganggu sistem kesehatan negara tersebut.

Di Rumah Sakit Batra New Delhi, media lokal melaporkan bahwa delapan orang termasuk seorang dokter meninggal pada hari Sabtu (1/5) setelah fasilitas tersebut kehabisan oksigen.

"Delhi membutuhkan 976 ton oksigen dan kemarin hanya diberikan 312 ton oksigen. Bagaimana Delhi bisa bernafas dengan oksigen serendah itu?" cuit Ketua Menteri Kejriwal.

Pada sidang pada hari Sabtu (1/5), pengadilan tinggi Delhi mencatat kematian di Rumah Sakit Batra dan mengatakan kepada pemerintah federal untuk mengatur alokasi pasokan oksigen yang akan diberikan ke Delhi.

Penasihat pemerintah federal mengatakan kepada pengadilan: "Kami melakukan semaksimal mungkin untuk mencapai batas kemampuan manusia."

Pasien virus corona yang putus asa terus berdatangan di rumah sakit meskipun kekurangan tempat tidur.

Infeksi virus corona harian melonjak sejak awal April. Beberapa ahli menyalahkan pertemuan keagamaan massal dan demonstrasi politik sebagai penyebab parahnya gelombang kedua India, yang membuat pemerintah tidak siap. [ah]

XS
SM
MD
LG