Pihak berwenang di Pakistan pada hari Senin (16/12) melaporkan bahwa orang-orang bersenjata menarget tim vaksinasi di di provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan dan kerap dihuni kelompok-kelompok militan yang menewaskan setidaknya satu petugas kesehatan dan dua petugas polisi yang mengawal mereka.
Tak Ada yang Klaim Tanggung Jawab
Padahal Pakistan telah melaporkan lonjakan infeksi virus polio yang signifikan pada tahun 2024, di mana sejauh ini ada 63 kasus yang dikonfirmasi, atau berarti jauh lebih tinggi dibanding dengan hanya enam kasus pada tahun 2023.
Pakistan pada hari Senin meluncurkan kampanye vaksinasi dari rumah ke rumah selama satu minggu, yang merupakan puncak dari upaya anti-polio tahun ini. Para pejabat kesehatan mengatakan kampanye ini menarget lebih dari 44 juta anak balita untuk melindungi mereka dari polio.
Penasihat Perdana Menteri Pakistan Untuk Program Pemberantasan Polio Ayesha Raza Farooq menggarisbawahi perlunya kerja sama dengan orang tua untuk membantu mencapai Pakistan yang bebas polio. “Kami sangat menganjurkan semua orang tua untuk menyambut para petugas vaksinasi polio kami yang berdedikasi ketika mereka mengunjungi tempat tinggal Anda dan memastikan bahwa anak-anak yang berusia di bawah lima tahun menerima dua dosis vaksin polio yang diperlukan,” katanya.
WHO: Pakistan & Afghanistan Masih Dihantui Polio
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat Pakistan dan Afghanistan sebagai dua negara di mana virus polio yang berpotensi fatal melumpuhkan anak-anak masih terus menghantui. Para pejabat WHO telah mengutip beberapa faktor yang membuat virus polio kembali muncul di Pakistan, antara lain propaganda palsu bahwa kampanye anti-polio adalah rencana Barat untuk mensterilkan anak-anak Muslim. Propaganda palsu ini telah membuat banyak kelompok masyarakat di Pakistan memboikot kampanye vaksinasi polio.
Selain itu kelompok pemberontak di wilayah yang dilanda kekerasan kadang-kadang melakukan serangan mematikan terhadap tim vaksinasi polio karena mencurigai mereka sebagai mata-mata pasukan keamanan Pakistan, dan secara rutin mengganggu program vaksinasi. “Ada sejumlah besar anak yang hilang selama kampanye baru-baru ini (berkisar antara 5.000 hingga 700.000) karena ketidakamanan, boikot, dan masalah kualitas program,” demikian petikan laporan WHO bulan Agustus setelah pertemuan komite darurat berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional.
Lebih 200 Petugas Vaksinasi Polio & Polisi Dibunuh
Pihak berwenang Pakistan telah melaporkan pembunuhan lebih dari 200 petugas vaksinasi polio dan personel polisi yang mengawal mereka sejak negara itu meluncurkan kampanye vaksinasi pada tahun 1990an untuk mengendalikan perebakan virus tersebut.
WHO dan para pejabat di Afghanistan telah melaporkan setidaknya 23 kasus polio pada tahun 2024, naik dari enam kasus pada tahun lalu.
Pada bulan September, pemerintah de facto Taliban tiba-tiba melarang kampanye vaksinasi dari rumah ke rumah di beberapa bagian negara yang dilanda perang itu, dan hanya mengizinkan vaksinasi dari lokasi ke lokasi, dan dari masjid ke masjid untuk anak-anak Afghanistan.
Pertemuan Komite WHO pada 3 Desember lalu menyesalkan larangan Taliban itu dan menganggapnya sebagai kemunduran terhadap “kemajuan yang sangat menggembirakan” yang dicapai di Afghanistan selama paruh pertama tahun 2024.
“Komite WHO prihatin dengan perkembangan terakhir ini sejak kampanye dari lokasi ke lokasi, tidak mampu menjangkau semua anak di Afghanistan, terutama mereka yang berusia lebih muda dan perempuan,” kata pernyataan komite itu.
Mereka memperingatkan bahwa pembatasan ini menimbulkan risiko besar munculnya kembali virus polio yang melumpuhkan di Afghanistan dan sekitarnya. [em/jm]
Forum